Jangan berhenti menjadi seorang pembelajar, karena seorang pembelajar akan selalu bisa mendapat jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Lestari Moerdijat mengajak generasi muda untuk selalu belajar agar mampu beradaptasi menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di masa depan.

"Jangan berhenti menjadi seorang pembelajar, karena seorang pembelajar akan selalu bisa mendapat jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya," kata Lestari, dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber secara virtual dalam diskusi bertema "Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda" di depan para anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung, di Hotel Papandayan, Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: MPR RI: Pembatasan aktivitas kantor wajib diterapkan selama PSBB

Baca juga: MPR ajak kalangan muda sebarkan moderasi beragama


Untuk beradaptasi dengan kondisi banyak terjadi perubahan di berbagai sektor, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, bangsa Indonesia sebenarnya sudah memiliki modal dasar untuk menghadapinya.

Rerie menyebutkan bangsa Indonesia memiliki empat konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan itu, seperti solidaritas, gotong royong, kedermawanan, dan persatuan bangsa, jelas Rerie, mampu menjadi jawaban atas berbagai perubahan yang terjadi.

Agar nilai-nilai itu bisa direalisasikan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, legislator Partai NasDem itu menegaskan harus ada niat dari setiap anak bangsa untuk mewujudkannya.

"Kita harus mengubah setiap narasi kebangsaan itu menjadi perintah bagi setiap diri kita untuk mewujudkan tujuan bersama kita, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur," ujar Rerie.

Rerie mengingatkan tugas generasi muda dan setiap anak bangsa saat ini adalah memperpendek jarak antara nilai-nilai yang disepakati para pendiri bangsa dengan realita yang ada, lewat berbagai tindakan, gerakan dan karya yang nyata.

Sementara itu, mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan pluralisme atau keberagaman yang dimiliki harus menjadi sebuah kekuatan untuk menjawab berbagai dampak dari perubahan yang terjadi saat ini.

Enggartiasto mengajak generasi muda agar jangan hanya bisa mencari-cari kekurangan atau sisi negatif yang ada pada orang lain saja.

"Lebih dari itu, kita juga harus bisa mencari berbagai peluang atas kekurangan yang terjadi. Berbagai peluang harus bisa kita ciptakan dan wujudkan bersama-sama untuk mengisi kekurangan yang ada," ucap aktivis pengurus GMKI Jawa Barat itu.

Selain Lestari dan Enggartiasto, diskusi yang dimoderatori Luthfi Assyaukanie, Ph.D. (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu juga menghadirkan Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislatif DPR RI dan mantan Ketua Front Mahasiswa Nasional), Muhammad Farhan (Anggota Komisi I DPR RI), Muhammad Fajrin Rasyid (Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia) dan Mirdal Akib (CEO Media Group) sebagai narasumber.

Baca juga: Wakil Ketua MPR sesalkan sikap PM Vanuatu soal Papua

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020