Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan berbagai langkah dalam rangka membenahi ketersediaan informasi yang diperlukan guna menjadi basis data dalam rangka pengelolaan sejumlah komoditas perikanan di Tanah Air.

"Saat ini masih harus diperbaiki data penangkapan dan pengelolaan ikan tuna," kata Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP Trian Yunanda di Jakarta, Rabu.

Menurut Trian, di sejumlah wilayah pengelolaan perikanan, ketersediaan informasi hasil tangkapan dan upaya belum optimal secara reguler, baik spasial maupun temporal.

Selain itu, masih menurut dia, masih ada pula wilayah pengelolaan perikanan yang belum ada data estimasi potensi dan tingkat pemanfaatan tuna dan cakalang, atau kurang informasi teknis terkait metoda penangkapan berbagai jenis ikan tersebut.

Baca juga: Menteri Edhy ingin pemda data potensi panen di 34 provinsi

Ia juga menyoroti pentingnya membenahi sejumlah persyaratan untuk memasuki pasar global seperti sertifikasi ecolabeling termasuk ssitem rantai pasok tuna dan cakalang, serta kajian skema ketelusuran hasil tangkapan lain yang dapat diaplikasikan di Indonesia.

Sebagaimana diwartakan, KKP melalui kapal KR Bawal Putih III bakal mengkaji atau melakukan survei ekploitasi laut pengkajian stok ikan di wilayah Selat Malaka dan perairan Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.

Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja menyatakan, pelepasan KR Bawal Putih III berbobot 395 gross tonnage (GT) itu dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru, pada 26 September 2020, secara daring.

"Tinjauan secara periodik terhadap status potensi stok sangat diperlukan, sehingga kontrol terhadap tingkat pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan dapat dilakukan dengan baik," ucapnya.

Baca juga: Kebijakan pengelolaan laut dan perikanan harus berbasis data ilmiah

Menurut dia, hal tersebut bisa dijaga salah satunya adalah dengan melaksanakan survei eksplorasi laut.

Tujuan dari survei eksplorasi, ujar dia, yaitu untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai potensi sumber daya ikan (demersal, udang, pelagis kecil, pelagis besar non tuna, cumi) yaitu estimasi kepadatan stok dan biomassa serta sebaran spasial kelimpahannya.

Kemudian, mengenali karakteristik biologi beberapa jenis sumber daya ikan, seperti komposisi jenis, struktur ukuran ikan, tingkat kematangan gonad, dan indikasi daerah asuhan-pemijahan, serta habitat sumber daya ikan dan kesuburan perairan.

Kegiatan eksplorasi ini akan difokuskan pada survei perikanan dengan metode hidro-akustik yang dipadukan dengan luas sapuan (trawl) dan oseanografi (fisika, kimia dan biologi). Sehingga dapat menyediakan basis data untuk merumuskan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020