Kami sudah persiapkan semuanya untuk tempat latihan dan penginapan para atlet disabilitas dan pelatih pelatnas
Solo (ANTARA) - Sebanyak 35 atlet National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) yang dipersiapkan mengikuti pesta olahraga Paralympic Tokyo 2021 telah menjalani tes usap yang digelar di Hotel Kusuma Sahid Solo, Senin, sebelum menjalani pemusatan latihan nasional.

Selain para atlet NPCI yang menjalani pemeriksaan, tes usap juga dilakukan para ofisial untuk pencegahan dan mengendalikan penyebaran COVID-19 sebelum mereka mengikuti pelatnas Paralympic Tokyo, yang dipusakan di Kota Solo hingga Agustus 2021.

Menurut Presiden NPCI Senny Marbun, jumlah seluruhnya yang mengikuti tes usap untuk mencegah COVID-19 sebanyak 76 atlet dan ofisial, sebelum memasuki pelatnas persiapan Paralympic Tokyo.

Baca juga: NPC gelar pelatnas Paralimpiade Tokyo di Solo pada Oktober

"Para atlet dan ofisial tersebut baru dipanggil ke Solo. Mereka sebelum masuk ke penginapan atau hotel kami tes usap semua agar ketahuan siapa yang sakit untuk menjaga keamanan kesehatan para atlet dari COVID-19," kata Senny di sela acara tes usap.

Hal tersebut, lanjut Senny, agar kegiatan Pelatnas Paralympic Tokyo bagi atlet NPC Indonesia berjalan lancar. Kegiatan pelatnas para atlet NPC Indonesia tersebut akan berjalan hingga Desember 2020, dan kemudian melihat situasi apakah bakal dilanjutkan hingga Agustus 2021 atau menjelang keberangkatan para atlet menuju Tokyo.

Jika dari hasil pemeriksaan tes usap para atlet, kata Senny, ada yang dinyatakan positif COVID-19, pihaknya langsung meminta mereka untuk melakukan isolasi mandiri hingga mereka dinyatakan negatif baru bisa mengikuti pemusatan latihan.

Senny Marbun mengatakan, kegiatan pelatnas dilakukan kembali karena para atlet saat pulang ke daerahnya masing-masing ada penurunan performa, sehingga dalam latihan akan digenjot kembali untuk persiapan jika sewaktu-waktu dipanggil untuk mengikuti single event memenuhi poin Paralympic.

Para atlet selama pulang ke rumah masing-masing dinilai tidak mampu menjaga performa 100 persen. Untuk itu, Menpora memerintahkan untuk menyiapkan semua fasilitas olahraga untuk meningkatkan performa para atlet agar tidak sampai ketinggalan menuju Paralympic Tokyo.

Senny mengatakan NPC Indonesia menargetkan untuk mengirim atlet ke Paralympic Tokyo sebanyak-banyaknya, tetapi hingga saat ini, yang sudah lolos ke Paralympic Tokyo baru 15 atlet. Namun ia mengatakan, NPCI berharap bisa mengirimkan sekitar 25 atletnya dengan target bisa meraih satu medali emas.

Baca juga: NPCI gelar Pelatnas jarak jauh jaga performa atletnya

Sebelumnya, NPC Indonesia mengatakan akan memanggil para atletnya untuk menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Solo, pada awal Oktober 2020 untuk persiapan menuju Paralimpiade Tokyo Jepang tahun depan.

Menurut Sekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto, 35 atlet akan dipanggil untuk memulai pelatnas delapan cabang olahraga Paralimpiade Tokyo di Solo, pada Oktober ini.

Rima mengatakan para atlet NPC sebelumnya melakukan pelatnas secara online, namun hasil evaluasi menunjukkan performa mereka tidak bisa maksimal. Hal ini, karena beberapa atlet di daerah menghadapi kendala soal venue yang terbatas dan waktu latihan tidak teratur, sehingga, para atlet NPCI mengalami penurunan performa.

NPC kemudian memanggil semua atletnya agar persiapan mereka bisa maksimal dengan benar-benar memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Misalnya, satu kamar penginapan hanya untuk satu orang dan hotel tidak boleh menerima tamu lain selain atlet dan pelatih. Hal ini, juga berlaku untuk venue tempat latihan hanya khusus untuk atlet pelatnas, sehingga tidak bercampur dengan umum.

"Kami sudah persiapkan semuanya untuk tempat latihan dan penginapan para atlet disabilitas dan pelatih pelatnas," kata Rima.

Baca juga: 269 atlet NPCI dipulangkan dampak COVID-19
Baca juga: 49 atlet-pelatih NPCI mendapat penghargaan dari Kemenpora

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020