Pandemi COVID-19 belum selesai sudah ada kerusuhan-kerusuhan, sementara para seniman sangat terdampak dan tidak bisa pentas sejak Maret 2020.
Semarang (ANTARA) -
Puluhan seniman yang tergabung dalam Masyarakat Jaran Kepang Semarang Serasi mengajak berbagai elemen masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara damai dan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis yang bisa merugikan semua pihak.

Hal tersebut disampaikan para seniman yang menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah dan Gedung DPRD Provinsi Jateng, Semarang, Kamis.

Dalam aksinya, sejumlah seniman membawa dua spanduk yang masing-masing bertuliskan "Timbang Kerusuhan Mending Kesenian" dan "Jaran Kepang Andum Panganan Becik Rembugan Ora Ngrusak Kahanan".

Baca juga: Tujuh tahun Kamisan didukung para seniman

Saat berada di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng, peserta aksi membentuk barisan dan melakukan pementasan Tari Jaran Kepang yang didahului dengan penaburan bunga di atas spanduk hitam bertuliskan "Ojo Gawe Bubrah Jawa Tengah".

Bowo Sulaksono selaku koordinator aksi mengatakan bahwa pihaknya melakukan aksi damai untuk menolak kekerasan dan anarkisme.

"Kita semua masyarakat Kota Semarang untuk bersama menjaga kota kita. Masyarakat supaya tidak gegabah melakukan hal-hal yang tidak perlu terutama anarkis ataupun kerusuhan karena bisa dilakukan secara rembug atau musyawarah," katanya.

Selain menolak kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Semarang, saat unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja, Bowo juga menyebutkan jika aksi ini sebagai upaya agar pemerintah dan anggota dewan memperhatikan para seniman.

"Pandemi belum selesai sudah ada kerusuhan-kerusuhan, sedangkan kami para seniman sangat terdampak dan tidak bisa pentas sejak Maret 2020," ujarnya.

Baca juga: Seniman Unjuk Rasa Aksi Antikorupsi

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020