Jakarta (ANTARA) - Selebritas Melaney Ricardo yang pada Oktober lalu waktu terdiagnosis COVID-19, mengatakan sempat menjalani pola makan ketat, salah satunya diet pescatarian.

Saat itu dia hanya mengkonsumsi ikan-ikanan dan sayur mayur tanpa makan daging merah maupun protein dari daging putih seperti ayam.

Memang, dia tak menyebut diet ini sebagai musabab imunnya turun sehingga terkena COVID-19. Menurut Melaney, kala itu kondisinya sangat kelelahan.

Baca juga: Makanan yang dapat menurunkan kolesterol usai "pesta" daging

Baca juga: Agar tetap sehat saat santap hidangan Idul Adha


Tetapi apa diet pescatarian yang juga pernah dilakukan penyanyi Ed Sheeran ini bisa berisiko membuat sistem imun seseorang turun yang berujung terkena COVID-19?

Ahli gizi Irtya Qiyamulail yang tergabung dalam Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) mengatakan, sebenarnya diet ini tak akan menurunkan sistem imunitas tubuh asalkan semua kebutuhan zat gizi terpenuhi.

"Menjalani diet ini tidak akan menurunkan sistem imunitas tubuh kita selama kebutuhan zat gizi seperti protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, zat besi, dan kebutuhan air harian sudah terpenuhi. Zat-zat gizi inilah yang membantu dalam mengoptimalkan imunitas tubuh," kata dia kepada ANTARA, Rabu.

Diet pescatarian sendiri berbasis konsumsi tumbuh-tumbuhan ditambah ikan dan seafood atau makanan laut. Sebenarnya, ada dua variasi mengenai diet ini yakni masih mengonsumsi produk susu dan telur, dan satunya lagi, membatasi produk hewani hanya ikan dan seafood saja.

Dokter yang berfokus pada pengobatan herbal di Amerika Serikat, Josh Axe mengatakan, diet ini memadukan manfaat nabati dan seafood.

"Penganut vegan tidak menyertakan seluruh produk hewani, padahal ada banyak manfaat jika tetap menyantap ikan dan seafood pada diet, salah satunya membantu defisiensi kekurangan beberapa nutrisi dalam diet vegan," kata dia seperti dilansir Shape.

Pegiat diet vegan, biasanya kekurangan vitamin B12 (yang hanya ditemukan pada produk hewani), protein atau asam amino tertentu (bahan penyusun protein). Diet ini juga memiliki rasio asam lemak esensial yang tidak seimbang (omega-6 hingga omega-3) sehingga menyebabkan kekurangan zat besi (yang dapat menyebabkan anemia).

Padahal protein dan vitamin B12 sangat penting untuk proses metabolisme tubuh dan fungsi saraf serta untuk membangun tulang dan otot yang kuat.

Baca juga: Amankah menerapkan pola makan vegan pada anak?

Baca juga: Tips agar makan sehat menjadi lebih terjangkau


Jadi, salah satu keuntungan memilih pola makan pescatarian daripada vegan saja adalah Anda masih bisa mendapatkan protein dan vitamin B12 lengkap dari makanan laut. Belum lagi, ikan itu sendiri cukup bagus untuk Anda.

"Salah satu alasan utama mengapa ikan sangat baik bagi kita adalah karena tingkat lemak omega-3 yang tinggi," tutur Ax.

Tubuh Anda perlu mendapatkan lemak omega-3 dan omega-6 secara seimbang tetapi kebanyakan orang mengonsumsi terlalu banyak omega-6 dari makanan nabati dan produk hewani atau malah kekurangan keduanya atau salah satunya.

"Kombinasi nutrisi yang ditemukan dalam makanan laut juga membantu mengatur detak jantung Anda, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol, menurunkan pembentukan gumpalan darah, menurunkan trigliserida, dan mencegah serangan jantung atau stroke," kata Ax.

Siapa saja yang boleh menerapkan diet pescatarian?

Irtya mengatakan, orang-orang bisa menjalankan pola makan pescatarian asalkan bisa memastikan kebutuhan gizi harian sudah terpenuhi. Orang dengan obesitas dan penyakit jantung akan mendapatkan manfaat dalam menjalankan pola makan ini karena ikan adalah sumber protein yang rendah lemak jenuh.

Dia memberikan tips bagi mereka yang ingin menerapkan diet ini, yakni variasikan metode memasak sehingga dalam pengolahan ikan tidak terus menerus menggunakan metode yang digoreng. Sebaiknya pilih alternatif metode memasak yang tanpa minyak dan sedikit minyak seperti dikukus, dipanggang atau ditumis.

Ibu hamil sebaiknya menghindari ikan mentah seperti sushi dan sashimi karena adanya kandungan e.coli di makanan mentah serta perhatikan kadar merkuri yang terkandung dalam ikan yang dikonsumsi.

Adakah kerugian diet pescatarian?

Penganut diet pescatarian bisa berisiko kekurangan zat besi, kata ahli diet di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, Lauren Manaker. Agar ini tak terjadi, tambahkan konsumsi sayuran hijau, kacang-kacangan untuk mendapatkan jumlah zat besi yang cukup.

Baca juga: Empat tantangan turunkan berat badan selama bekerja dari rumah

Baca juga: Kemenkes tegaskan pola makan sehat itu tidak mahal


Irtya menyarankan Anda mengonsumsi tempe dan sumber protein nabati untuk mencukupi kebutuhan zat besi harian.

Kemudian, jika Anda menjalankan pescatarian yang ketat dan menghindari produk susu dan telur juga, Anda bisa kekurangan kalsium dan kolin.

"Dua sumber kolin terbaik adalah kuning telur dan hati. Suplementasi kolin sering kali diperlukan bagi siapa pun yang mengikuti diet pescatarian," ujar Manaker.

Sementara itu, menurut Irtya, bagi pegiat diet pescatarian yang enggan memakan telur dan susu, bisa memilih udang (memiliki kandungan kolin yang lebih tinggi dibandingkan telur), ikan tuna, ikan salmon, kembang kol dan kentang.

Sedangkan makanan sumber kalsium bisa diperoleh dari pola makan pescatarian seperti sayuran hijau (bayam dan kale), almond, edamame, tahu, ikan sarden, dan ikan teri.

Di sisi lain, mereka yang menjalani diet ini sangat mungkin mengalami mental down karena daging dan sebagian besar produk hewani dilarang.

"Mungkin juga bosan dengan makan ikan (atau telur dan produk susu) berulang kali setiap hari untuk mendapatkan cukup protein, " kata Ax.

Kondisi ini dapat membuat seseorang meningkatkan asupan karbohidrat, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan, kekurangan protein, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: Agar tak kena komplikasi, penyandang diabetes wajib atur pola makan

Baca juga: Baru melahirkan? Jangan dulu berdiet

Baca juga: Diet ini sebaiknya dilakukan sebentar saja

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020