KKP tengah menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) padat karya rehabilitasi kawasan mangrove di 12 lokasi, salah satunya di Brebes
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengapresiasi aktivitas yang dilakukan sejumlah kelompok masyarakat di Brebes, Jawa Tengah, yang berusaha mengolah produk turunan tanaman bakau (mangrove) menjadi batik.

"Sebagai upaya pemulihan ekonomi dan perbaikan ekosistem mangrove, KKP tengah menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) padat karya rehabilitasi kawasan mangrove di 12 lokasi, salah satunya di Brebes," kata Plt Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP TB Haeru Rahayu di Jakarta, Jumat.

TB Haeru Rahayu memaparkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan sarana pengolahan produk turunan mangrove kepada kelompok masyarakat peduli lingkungan di Brebes, Jawa Tengah, akhir Oktober 2020.

Dirjen yang akrab disapa Tebe itu menjelaskan, pandemi telah berdampak pada kondisi ekonomi warga pesisir.

"Bantuan diberikan sebagai bagian dari stimulus ekonomi. Semoga dapat berdampak pada pelestarian ekosistem dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir melalui pengembangan mata pencaharian alternatif,” ujar Tebe.

Tebe juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat pesisir Brebes yang telah aktif menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove di Brebes, serta memanfaatkan produk turunan mangrove sebagai mata pencaharian alternatif.

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf menyebutkan ketiga kelompok penerima bantuan adalah Kelompok Dewi Mangrove Sari, Kelompok Jenthik Manis Ecoprint, dan Kelompok Grinting Food.

Dijelaskan Yusuf, Kelompok Dewi Mangrove Sari merupakan kelompok yang mengolah daun, buah dan tangkai mangrove sebagai pewarna alami bagi produk andalannya, yaitu Batik Mangrove.

Sedangkan Kelompok Jenthik Manis Ecoprint memanfaatkan daun mangrove sebagai pola batik ecoprintnya.

Selanjutnya, Kelompok Grinting Food mengolah kudapan sehat dari turunan mangrove, misalnya roti, brownies, kue lumpur, keripik, stick, donat, dan sebagainya.

"Kami berharap lewat bantuan ini, masyarakat dapat memanfaatkan produk turunan mangrove (daun, tangkai dan buah mangrove) menjadi produk olahan seperti makanan atau minuman, batik mangrove, dan produk lainnya," jelas Muhammad Yusuf.

Baca juga: Luhut undang Singapura masuk proyek mangrove hingga "food estate"
Baca juga: Indonesia-UEA segera mulai rencana kerja sama rehabilitasi mangrove

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020