kita bisa menyediakan SDM unggul dalam waktu singkat
Madiun (ANTARA) - PT INKA (Persero) bersama Dirjen Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Kemendikbud RI, Poltikenik Negeri Madiun, dan SMK Binaan INKA menandatangani perjanjian kerja sama peluncuran "Manufacture Institute PT INKA".

Program itu merupakan pelaksanaan program merdeka vokasi berupa program SMK - Diploma 2 Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma 3 Menjadi Sarjana Terapan, kata Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju dalam kegiatan peluncuran Program Merdeka Vokasi Kemendikbud secara virtual di aula PT INKA (Persero) Madiun, Jumat.

Ia mengatakan program Manufacture Institute INKA tersebut merupakan penugasan dari Kementerian BUMN, dalam rangka mengembangkan kapasitas dan kompetensi SDM lulusan SMK/vokasi di masa depan yang lebih produktif dan kompetitif.

"Selain itu, program ini merupakan salah satu wujud nyata peran industri dalam rangka link and match  atau sambung-suai antara dunia pendidikan dan dunia industri," ujarnya.

Baca juga: Dirjen: Sekolah kemaritiman harus "link and match" dengan industri

Salah satu realisasi dari program Manufacture Institute INKA adalah Program Peningkatan Prodi Diploma 3 Menjadi Sarjana Terapan dan Program SMK - Diploma 2 Jalur Cepat.

"Dalam waktu dekat ini akan dibuka yaitu Program Studi D2 Pembentukan Logam. Sebagai pilot project, PT INKA (Persero) akan menggandeng Politeknik Negeri Madiun dan SMK PGRI 1 Mejayan. Kedepan, kami berencana untuk memperbanyak cakupan program studi D2 secara bertahap dan tentunya akan bisa diikuti oleh seluruh SMK Binaan PT INKA," kata dia.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan terobosan program merdeka vokasi tersebut bertujuan memperbesar keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

"Program SMK-D2 jalur cepat merupakan realisasi skema link and match atau sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI. Yakni melibatkan SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI," kata Wikan.

Baca juga: Industri katakan butuh program "Pernikahan Massal" dengan vokasi

Kedua program merdeka vokasi yang mengusung semangat Merdeka Belajar tersebut merupakan terobosan Ditjen Pendidikan Vokasi untuk mewujudkan percepatan misi Kemendikbud dalam memperbesar keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Ia menjelaskan, melalui program tersebut, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Lalu melalui Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4), peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

"Jadi ada pilihan. Untuk SMK terserah apakah tetap ingin lulus tiga tahun, atau ingin meningkatkan kompetensinya di program SMK-D2 fast track. Intinya mereka bisa lulus di tahun ketiga atau empat setengah tahun," kata Wikan.D4,

Kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Kemendikbud, Beny Bandanadjaja mengungkapkan program SMK-D2 Jalur Cepat ini merupakan upaya Ditjen Vokasi untuk menyiapkan SDM unggul dan andal. Program tersebut merupakan pilihan yang dapat diambil untuk dilaksanakan di SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi yang telah bermitra dengan DUDI dan bersifat tidak wajib.

"Jadi harapannya kita bisa menyediakan SDM unggul dalam waktu singkat, yaitu meningkatkan kemampuan (upskilling) dari lulusan SMK. Dengan menambah satu setengah tahun, kualifikasinya meningkat jadi D2. Dan harapannya dia dapat pekerjaan dengan penghargaan yang lebih tinggi," kata Beny.

Baca juga: Kemendikbud dorong pelaksanaan Merdeka Belajar saat pandemi COVID-19
Baca juga: Pemerintah rancang komite pendidikan vokasi
 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020