Sulut adalah penyumbang nomor dua produksi kelapa nasional sebesar 9,39 persen. Maka, sangat tepat sekali jika Sulut fokus pada pengembangan kelapa
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mendukung adanya hilirisasi produk kelapa untuk membantu memulihkan kegiatan perekonomian di Sulawesi Utara (Sulut) yang mengalami kontraksi.

"Sulut adalah penyumbang nomor dua produksi kelapa nasional sebesar 9,39 persen. Maka, sangat tepat sekali jika Sulut fokus pada pengembangan kelapa agar perekonomian daerah ini terus tumbuh," kata Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Slamet Soedarsono dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.

Slamet mengungkapkan hal tersebut dalam Dialog Kemitraan Multi-Pihak "Komoditi Kelapa untuk Pemulihan Ekonomi Sulawesi Utara: Peningkatan Produksi dan Hilirisasi dan Pemasaran" di Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), Kabupaten Minahasa Utara.

Kegiatan tersebut menjadi bagian rangkaian Kunjungan Kerja Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Gugus Tugas Kementerian PPN/Bappenas untuk Menyiapkan Transformasi Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara.


Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Sulut tahun 2021 diproyeksikan 4-6 persen


Dalam kesempatan itu, Slamet mengatakan kolaborasi dan sinergi melalui kemitraan multi-pihak sangat penting untuk menjawab permasalahan peningkatan produksi dan hilirisasi kelapa tersebut.

Selain itu, kemitraan menjadi salah satu strategi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal menjembatani seluruh pemangku kepentingan dari berbagai keahlian, pengalaman, teknologi, dan pendanaan.

Oleh karena itu, tambah dia, Kementerian PPN/Bappenas akan menjembatani sebagai upaya mencari solusi bagi seluruh stakeholders sebagai perwujudan fungsi clearing house.

"Kami mendorong agar instansi di tingkat pusat maupun daerah, dapat menghasilkan rencana tindak lanjut yang konkret, bersama-sama meningkatkan kecerdasan eksekusi sehingga hasilnya nanti tidak hanya meningkatkan produksi kelapa, tetapi juga dapat menyejahterakan petani kelapa," katanya.


Baca juga: BI Sulut: KEK mampu dorong pertumbuhan ekonomi


Selain mengisi diskusi, Slamet didampingi Kepala Balit Palma Ismail Maskromo melihat langsung varietas unggul tanaman kelapa, metode pembibitan, dan contoh pengolahan kelapa dengan menggunakan teknologi tepat guna.

Pemantauan varietas itu dilakukan di Laboratorium Teknologi Kultur Embrio Kelapa Kopyor, Laboratorium Terpadu Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Palma, Unit Pengolahan Gula Kelapa, serta Unit Pengolahan Buah Kelapa.

"Kami melihat langsung pengembangan kultur embrio untuk meningkatkan produktivitas kelapa serta pengembangan produk olahan kelapa, antara lain gula kelapa, Virgin Coconut Oil, olahan kue, dan lainnya. Kita harus terus kembangkan produk-produk ini agar semakin bertambah nilainya dan semakin menguntungkan masyarakat," katanya.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III-2020 terkontraksi sebesar 1,83 persen di hampir seluruh sektor. Namun, terdapat beberapa sektor yang tumbuh positif seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbang PDRB Sulawesi Utara sebesar 21,7 persen.


Baca juga: Pemprov Sulut-Thailand jajaki kerja sama pengembangan kelapa

Baca juga: Bungkil kelapa primadona ekspor Sulut ke India saat pandemi COVID-19

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020