Lebak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten mengajak penderita diabetes melitus (DM) wajib mengatur pola makan guna mencegah komplikasi seperti serangan jantung, impoten, stroke, gagal ginjal hingga infeksi kaki yang berat.

"Kita berharap warga yang mengalami diabetes agar hidup sehat dengan mengatur pola makan dan rutin berolahraga," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Firman Rahmutallah di Lebak, Senin.

Penyakit diabetes masuk kategori penyakit metabolik, sehingga perlu dihindari makanan yang manis-manis, karena bisa meningkatkan kadar gula.

Selama ini, kata dia, banyak penderita diabetes tidak membiasakan pola hidup sehat dengan mengatur pola makan.

Baca juga: Universitas Brawijaya siap produksi kit pendeteksi diabetes

Baca juga: Mengonsumsi buncis sebagai terapi penderita diabetes


Dimana mereka sangat menyukai jajanan-jajanan yang banyak sumber potensi gula, di antaranya menggunakan gula biang.

Padahal, makanan manis itu dapat meningkatkan kadar gula dan berpotensi komplikasi seperti serangan jantung, impoten, stroke, gagal ginjal hingga infeksi kaki yang berat.

Untuk mencegah komplikasi itu, kata dia, bagi penderita diabetes agar tidak makan yang manis-manis juga rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

Penyakit diabates itu disebabkan oleh tidak ada atau hormon insulin atau insulin tidak diproduksi pankreas, sehingga insulin tidak bekerja optimal dalam memenuhi kebutuhan tubuh.

"Sebaiknya, pencegahan komplikasi daibetes itu dengan mengatur pola makan dan rajin memeriksakan kesehatan serta rajin olahraga," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan berdasarkan "World Health Organization" atau Organisasi Kesehatan Dunia kasus penyebaran diabates di Indonesia meningkat dengan estimasi tahun 2000 tercatat 8,4 juta dan dipastikan tahun 2030 mencapai 21,3 juta.

Dengan demikian, pihaknya mengajak masyarakat agar selalu melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah rata-rata juga melakukan efek perubahan terapi, serta pengendalian penyakit diabetes untuk mencegah komplikasi.

Selama ini, penderita diabetes bisa menjadikan beban ekonomi keluarga karena biaya pengobatan cukup tinggi.

Penyakit diabetes menyerang berbagai strata ekonomi masyarakat mulai petani, pedagang, TNI, Polri, pegawai aparatur sipil negara (ASN) dan lainnya. Namun, penyakit dari keturunan genetik itu menyumbangkan sekitar 40 persen.

"Kami minta masyarakat yang menderita diabates agar meminum obat dengan teratur agar tidak mengalami komplikasi," katanya.

Sementara itu, Abdul Gofar (60) warga Cijoro Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan bahwa dirinya kini tergolek lemas di atas tempat tidur setelah penyakit diabetesnya mengalami komplikasi jantung dan liver.

Beruntung, kata dia, dirinya memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS),sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya pengobatan.

Apabila, tidak memiliki KIS dipastikan tak mampu membayar biaya pelayanan medis di rumah sakit.

"Kami terkadang jika drop dilarikan ke RSUD Adjidarmo kelas III untuk mendapat penanganan medis itu," katanya.*

Baca juga: Hari Diabetes Sedunia, Kemenkes ajak cek kesehatan secara berkala

Baca juga: Faktor lingkungan berisiko lebih tinggi picu diabetes dari genetik

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020