Makassar (ANTARA) - Situs resmi Bawaslu Kota Makassar, di Sulawesi Selatan, diduga telah diretas usai tahapan pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) serta publikasi rilis hasil riset hitungan cepat sejumlah lembaga survei Pilkada Makassar, pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.30 WITA.

Pada website makassar.bawaslu.go.id saat dibuka, selain tampilan monitor berubah, juga tertulis 'manusia biasa tim' hacked by Unknow45. ' Security? they say that just illusions. "Ingat janji-janji manis mu"

Di situs ini terlihat pula gambar orang berjaket dengan tudung menutupi kepala sehingga wajahnya tidak terlihat, bahkan sesekali berubah menjadi gambar tengkorak ditandai garis-garis berwarna warni di monitor dan tidak bisa di kontrol secara manual.

Baca juga: Bawaslu tegaskan komitmen netral awasi Pilkada Makassar

Baca juga: Bawaslu Makassar gandeng LSM bantu pengawasan partisipatif


Kondisi tersebut membuat staf Bawaslu setempat kebingungan karena tidak bisa mengoperasikan serta mengunggah perkembangan informasi terbaru hasil pengawasan Pilkada Kota Makassar Rabu, 9 Desember 2020 di situs tersebut.

"Kami sementara berupaya memperbaiki. Mudah-mudah bisa cepat baik kembali. Tim teknisi IT sedang mengerjakannya," ujar Ketua Bawaslu Makassar, Nursari saat dikonfirmasi soal itu.

Saat ditanyakan apa modus dan motif dibalik serangan itu kepada jaringan situs Bawaslu Makassar, Nursari mengatakan belum mengetahui apa maksud juga tujuan dari para peretas tersebut.

"Kami belum tahu modus dan motifnya apa. Tapi saat ini kita fokus dulu memperbaiki jaringan ini," ujarnya.

Mengenai apakah akan melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian, kata dia, belum sampai pada tindakan tersebut karena masih dalam proses perbaikan.

Namun sejauh ini, dari pantauan situs tersebut berangsur-angsur membaik, namun belum sepenuhnya normal.

Baca juga: Sikap Bawaslu Makassar terkait status Indeks Kerawanan Pemilu

Baca juga: NEFTID: Pelanggaran hingga penularan virus berpotensi di Pilkada 2020

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020