keberadaan CePAD ini bisa mengurangi impor untuk rapid test
Jakarta (ANTARA) - Alat tes cepat (rapid test) berbasis antigen, CePAD, yang merupakan inovasi dari tim peneliti Universitas Padjajaran memiliki akurasi 84 persen untuk mendeteksi COVID-19.

"CePAD sudah melampaui requirement (syarat) akurasi untuk tes antigen dari WHO (Badan Kesehatan Dunia)," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual Perkembangan GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD, Jakarta, Senin.

CePAD memiliki sensitivitas 85 persen dan spesifitas sebesar 83-84 persen.

Baca juga: GeNose mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan

Menristek Bambang menuturkan alat tes cepat berbasis antigen dibutuhkan untuk keperluan skrining COVID-19 terutama di tempat-tempat dengan mobilitas penduduk yang relatif tinggi.

CePAD mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel nasal swab pada saat viral load sedang tinggi sehingga bermanfaat untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit.

"Tentunya kita harapkan keberadaan CePAD ini bisa mengurangi impor untuk rapid test antigen dan sebentar lagi pengembangannya akan menghasilkan bahan baku yang bersumber dari bahan mentah asli Indonesia untuk dapat digunakan dalam pembuatan antigen domestik, intinya kita meningkatkan local content dari keberadaan rapid test antigen ini," ujar Menristek Bambang.

Harga alat tes cepat (rapid test) tersebut jauh lebih murah dari alat PCR, yakni sekitar Rp120 ribu. Memang untuk akurasi, alat PCR memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dari alat tes berbasis antigen.

Baca juga: Jateng bakal beli GeNose untuk tingkatkan pelacakan COVID-19

Penggunaan CePAD memberikan hasil deteksi relatif cepat sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi tinggi.

CePAD telah digunakan oleh Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjajaran, Laboratorium Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Rumah Sakit Santosa Bandung.

CePAD juga dilengkapi dengan sistem Trace (portal CePAD), barcode yang dihubungkan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), mempercepat aksi untuk penanganan orang terdeteksi positif COVID-19 dan pembatasan penularan penyakit.

Baca juga: Alat deteksi COVID-19 "GeNose" UGM mandapat izin edar

Tes berbasis antigen telah direkomendasikan penggunaannya oleh Badan Kesehatan Dunia secara global dan sudah mendapatkan rekomendasi dari Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia.

Universitas Padjajaran telah memiliki kerja sama dengan produsen yang akan memproduksi alat tes cepat itu yakni PT Pakar Biomedika Indonesia dan distributor PT Usaha Bersama Jabar, dengan kapasitas produksi 500 ribu unit per bulan.

CePAD telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 4 November 2020 dengan nomor izin edar AKD 20303022358.

Baca juga: Menteri: GeNose miliki akurasi di atas 90 persen deteksi COVID-19


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020