Batam (ANTARA) - Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI AL menilai Selat Malaka masih rawan dengan tindak pembuangan limbah minyak yang mencemari hingga perairan Indonesia.

"Mereka biasanya terdeteksi membuang limbah itu di perairan di luar yurisdiksi nasional Indonesia. Namun demikian karena cuaca dan sebagainya, hal itu terbawa arus ke wilayah Bintan," kata Komandan Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI A, Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan, usai melaksanakan pengamatan udara di sektor operasi Selat Malaka dan Selat Singapura, Rabu.

Selat Malaka memiliki peran strategis dan menentukan di kawasan dari berbagai aspek, terutama perekonomian dan perdagangan internasional, energi, serta keamanan dan kepentingan geostrategi-geopolitik lain. 

Baca juga: Limbah minyak hitam cemari pantai di Kabupaten Bintan

Karenanya, kata dia, ke depan harus dilaksanakan peningkatan penegakkan hukum bagi kapal yang membuang limbah, hingga mencemari laut Indonesia.

Selain itu, perairan barat Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga juga masih sering dimanfaatkan pencoleng menyelundupkan narkoba pada 2020.

Masalah penyelundupan narkotika itu, kata dia, merupakan salah satu kerawanan yang terjadi pada 2020. "Ini menjadi fokus kita ke depan, bekerja sama dengan instansi terkait soalpemberantasan penyelundupan narkotika," kata dia.

Baca juga: Akibat pencemaran minyak, nelayan Batam minta ganti rugi

Sepanjang 2020, Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI A juga mencatat tiga kecelakaan laut di Perairan Batu Berhenti, Batam, Riau Kepulauan.

Dengan kejadian kecelakaan laut di sekitar pulau terluar NKRI itu, maka mereka akan meningkatkan pengawasan, pengamanan, pemberian instruksi bagi pengguna laut melalui kanal radio 12, 16, 14 dan lainnya.

"Juga berkolaborasi instansi lainnya sehingga pengguna laut aman," kata dia.

Baca juga: Minyak hitam cemari perairan Batam

Sepanjang 2020, Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI A telah melakukan penetrasi sosial ke sejumlah lokasi, desa maritim, yang disinyalir serig terjadi gangguan keamanan.

"Jadi kami datang kepada masyarat memberikan penyuluhan, melaksanakan pendakatan, merangkul mereka supaya sama-sama menjaga laut, menciptakan keamanan laut yang kondusif. Ini laut kita yang harus kita kawal," kata dia.

Baca juga: Susi: laut Indonesia dikenal jadi tempat buang limbah minyak

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020