Jakarta (ANTARA) - Kendaraan elektrifikasi (EV) di Jerman semakin bertumbuh sehingga pemerintah setempat harus membayar subsidi enam kali lebih banyak daripada yang mereka bayarkan pada tahun 2019.

Hingga saat ini, pemerintah Jerman membayar lebih dari 652 juta euro (Rp11,2 triliun) selama 2020, sementara pada 2019 pemerintah Jerman hanya menggelontorkan subsidi sebesar 98 juta euro.

Baca juga: Mengulas mobil listrik 2 penumpang Toyota Rp200-an juta

Baca juga: Mobil listrik BMW iX dirilis akhir 2021


Dikutip dari CarsCoops, Kamis, total pengajuan subsidi itu berasal dari 229.951 unit kendaraan. Angka itu merupakan peningkatan yang tajam dari 73.081 pada tahun sebelumnya.

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan mobil listrik adalah banyaknya mobil-mobil baru yang meluncur, dan kemudahan kepemilikan yang ditawarkan diler.

Peningkatan pesat datang dari kendaraan hybrid yang melampaui penjualan EV. Sementara jumlah aplikasi untuk subsidi EV meningkat dari 51.000 menjadi 126.000, dan jumlah mobil hybrid meroket dari 22.000 menjadi 103.000 unit.

Dengan adanya peningkatan itu, pemerintah Jerman yakin penjualan kendaraan listrik akan terus meningkat pada tahun 2021.

Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier mengatakan, "Pada tahun 2020 kami membuat lompatan yang signifikan dalam elektromobilitas di Jerman. Alasan utamanya adalah pengenalan bonus inovasi pada bulan Juli, pemerintah federal menggandakan pendanaan untuk pembelian mobil listrik."

Pertumbuhan EV mendorong pemerintah dan swasta memperbanyak stasiun pengisian daya listrik.

"Kami membutuhkan lebih banyak titik pengisian daya di Jerman dan Eropa jika ingin kendaraan listrik tumbuh dengan cepat," kata kepala mobilitas elektronik VW, Thomas Ulbrich.

Baca juga: Robot Volkswagen siap isi daya mobil listrik di tempat parkir

Baca juga: Yahua akan pasok baterai lithium ke Tesla selama lima tahun

Baca juga: Permintaan suku cadang mobil listrik melonjak di Korsel
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020