Tidak ada target spesifik yang kami pasang [...] dalam keadaan normal, EU selalu bernegosiasi berdasarkan substansi, pelaksanaan negosiasi, dan tanpa menciptakan tekanan yang sengaja dibuat
Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa (EU) menyatakan tidak mempunyai target khusus untuk waktu penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA), dan memastikan bahwa isu minyak sawit masuk ke dalam pembahasannya.

Duta Besar EU untuk Indonesia Vincent Piket, dalam pemaparan pers virtual pada Rabu, menyebut bahwa EU akan menunggu sesuai waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perundingan, kendati pihaknya--sama seperti Indonesia--juga menginginkan CEPA segera disepakati.

"Tidak ada target spesifik yang kami pasang [...] dalam keadaan normal, EU selalu bernegosiasi berdasarkan substansi, pelaksanaan negosiasi, dan tanpa menciptakan tekanan yang sengaja dibuat," kata Piket.

"Ya, (I-EU CEPA) mencakup semua hal, termasuk minyak kepala sawit. Kami tidak akan membeda-bedakan minyak sawit, khususnya karena ini merupakan salah satu area utama dalam produk pertanian untuk kami," ujar Piket, menjawab pertanyaan apakah I-EU CEPA juga memasukkan kelapa sawit dalam pembahasannya.

Minyak sawit menjadi isu yang mencuat dalam relasi perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada 2019, setelah blok itu meluncurkan kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) dan Delegated Regulation yang disebut oleh Pemerintah Indonesia sebagai diskriminasi sawit.

Indonesia kemudian membawa isu ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yakni dengan mengajukan gugatan terhadap Uni Eropa secara resmi pada 9 Desember 2019, atas tuduhan pembatasan akses pasar produk minyak sawit dan biofuel berbasis sawit Indonesia.

Sejauh ini, gugatan tentang sawit di WTO masih dalam proses, namun Dubes Piket menyatakan bahwa EU akan mengikuti dan menghormati prosedur walaupun kedua belah pihak dipastikan akan mempertahankan posisi masing-masing.

"Kami akan mematuhi segala hasil dari proses di WTO [...] dan amat berharap bahwa akan tercipta solusi yang baik," kata Vincent.


Baca juga: RI lancarkan enam alternatif kebijakan respon Uni Eropa soal sawit

Baca juga: Menlu RI desak EU perlakukan minyak kelapa sawit secara adil

Pewarta: Suwanti
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021