Mexico City (ANTARA) - Jumlah kematian akibat COVID-19 di Meksiko menurut data resmi pemerintah telah melewati 150.000 pada Senin (25/1) setelah lonjakan kasus infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir.

Lonjakan kasus infeksi virus corona di Meksiko telah sangat membebani sistem layanan kesehatan di ibu kota negara itu hingga mencapai batas dan menyebabkan Presiden Andrés Manuel López Obrador ikut tertular COVID-19.

Kementerian Kesehatan Meksiko pada Senin melaporkan 659 tambahan korban jiwa akibat COVID-19, sehingga total korban jiwa menjadi 150.273 orang.

Sementara kasus tambahan COVID-19 pada Senin adalah 8.521 kasus, sehingga total kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi di Meksiko menjadi 1.771.740.

Pemerintah Meksiko mengatakan jumlah sebenarnya orang yang terinfeksi virus corona kemungkinan jauh lebih tinggi daripada jumlah kasus yang dikonfirmasi.

Meksiko telah berjuang untuk mengatasi pandemi, dan negara itu memiliki jumlah kematian akibat COVID-19 tertinggi keempat di dunia. Di ibu kota, Mexico City, sejumlah keluarga berjuang untuk membeli atau menyewa oksigen tabung yang sangat dibutuhkan oleh kerabat yang menderita COVID-19.

Pada Minggu (24/1), Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, 67, yang memiliki riwayat masalah jantung dan tekanan darah tinggi, mengatakan dia dites positif COVID-19 dan sedang dirawat untuk gejala ringan.

Pada Senin, pejabat pemerintah yang dekat dengan Lopez Obrador mengatakan bahwa mereka akan menjalani pengujian COVID.

Wakil Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell, yang mempelopori tanggapan Meksiko terhadap wabah tersebut, mengatakan dalam panggilan video selama konferensi pers reguler pemerintah bahwa ia mengisolasi diri karena berpotensi terpapar virus corona.

Sumber: Reuters

Baca juga: Inggris akan bantu negara lain lacak varian virus corona

Baca juga: PKP Malaysia tidak akan diperpanjang

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021