Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak para anak muda khususnya kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut dia, HMI sebagai bagian dari tulang punggung kaum muda Indonesia harus selalu menjadi teladan sekaligus edukator andal dalam menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

"Melalui HMI, generasi muda bangsa jangan mudah terprovokasi oleh isu apapun," kata Bambang Soesatyo (Bamsoet) usai menerima Pengurus Besar (PB) HMI, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Senin.

Baca juga: Bamsoet: Tindakan intoleransi tak boleh terulang di Indonesia

Dia mengingatkan para pengurus dan kader HMI di berbagai wilayah bahwa latar belakang pendirian organisasi tersebut pada 5 Februari 1947 tidak lepas dari situasi perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan negara dari berbagai serangan militer Belanda.

Perjuangan itu, menurut dia, hingga puncaknya menghadapi agresi militer Belanda I dalam rentang waktu 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947.

"Di masa dahulu, untuk menguasai sebuah bangsa negara dilakukan dengan serangan militer. Di masa kini, invasi militer hampir tidak terjadi, karena serangan dilakukan melalui serangan ideologi," ujarnya.

Bamsoet mengatakan kesuksesan para pendahulu HMI dalam melawan penjajahan Belanda harus diteruskan kader HMI masa kini dengan cara menjaga ideologi Pancasila dari serangan ideologi lain.

Baca juga: Ketua MPR tegaskan Pancasila punya pijakan legalitas kuat

Menurut dia, penyelenggaraan Kongres Ke-31 HMI yang akan dilangsungkan di Surabaya pada 17 Maret 2021 menjadi salah satu ajang pembuktian bagi organisasi tersebut agar jangan sampai hanya karena kontestasi pencalonan ketua umum menjadikan HMI terpecah.

"Dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, HMI telah ambil bagian dalam menyambut Indonesia Emas 2045," katanya.

Hal itu, menurut dia, berdasarkan paparan terbaru hasil Sensus Penduduk (SP) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa.

Dari jumlah itu, kata Bamsoet, sebanyak 27,94 persen atau sebesar 75,5 juta jiwa merupakan Gen-Z kelahiran 1997-2012, yang kini berusia 8-23 tahun, milenial kelahiran 1981-1996 yang berusia sekitar 24-39 tahun mencapai 25,87 persen atau sekitar 69,9 juta jiwa.

Baca juga: MPR ingatkan urgensi pendidikan wawasan kebangsaan

"Secara keseluruhan, jumlah kaum muda berusia maksimal 39 tahun sudah mencapai 53,81 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 145,4 juta jiwa. Menunjukkan Indonesia sudah menikmati bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih besar dari usia non-produktif," ujarnya.

Dia menekankan apabila para pemuda Indonesia terpecah belah, bonus demografi tersebut bukan mendatangkan keuntungan, melainkan malah menjadi beban.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021