Canberra (ANTARA) - Pemerintah Australia pada Jumat menyatakan frustrasi atas keputusan Italia untuk memblokir pengiriman vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, tetapi menekankan hal itu tidak akan memengaruhi peluncuran program inokulasi Australia.

Italia, didukung oleh Komisi Eropa, memblokir rencana ekspor sekitar 250.000 dosis vaksin AstraZeneca setelah produsen obat itu gagal memenuhi komitmen kontrak pesanan vaksin Uni Eropa.

"Dunia berada di wilayah yang belum dipetakan saat ini, tidak mengherankan bahwa beberapa negara akan merobek buku peraturan," kata Menteri Keuangan Australia Simon Birmingham kepada Sky News.

"Ini benar-benar menunjukkan seberapa baik Australia terus melakukan (tanggapan pandemi) dibandingkan dengan keputusasaan negara-negara lain."

Baca juga: Uni Eropa, Italia blokir pengiriman vaksin AstraZeneca ke Australia

Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan Australia telah menerima 300.000 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang akan bertahan sampai produksi vaksin lokal meningkat.

"Ini adalah satu pengiriman dari satu negara," kata Hunt dalam pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik.
"Pengiriman ini tidak diperhitungkan dalam rencana distribusi kami untuk beberapa minggu mendatang."

AstraZeneca tidak segera membalas permintaan komentar.

Australia memulai program inokulasi dua minggu lalu, memvaksin staf kesehatan garis depan dan lansia dengan vaksin COVID-19 Pfizer meskipun dosis vaksin itu terbatas di tengah ketatnya pasokan global.

Baca juga: Morrison sebut vaksin COVID-19 "langkah besar" menuju kembali normal

Para pejabat pada Jumat memberikan vaksin AstraZeneca pertama kepada seorang dokter di negara bagian Australia Selatan.

Australia telah memesan 53,8 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford. Perusahaan farmasi lokal CSL Ltd telah mendapatkan hak untuk memproduksi 50 juta dosis tersebut di Australia.

Dosis tersebut akan menjadi tulang punggung program inokulasi Australia, yang diharapkan selesai pada Oktober.

Australia berada di bawah tekanan yang lebih rendah daripada banyak negara lain, mencatat hanya di bawah 29.000 kasus COVID-19 dan 909 kematian. Infeksi yang lebih rendah dan hitungan kematian telah dibantu oleh penguncian yang ketat, sistem pelacakan cepat dan penutupan perbatasan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia mulai vaksinasi COVID-19, PM Morrison dapat suntikan pertama

Baca juga: Australia kampanyekan vaksin COVID-19, tapi tak di Facebook

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021