Apa yang ditunjukkan oleh data kami adalah bahwa respons terhadap COVID-19 juga diskriminasi,
Jenewa (ANTARA) - Negara-negara yang dilanda krisis kemanusiaan turut dirugikan oleh respons COVID-19 yang jauh lebih lemah ketimbang negara-negara kaya, menurut Komite Internasional Palang Merah dan Bulat Sabit Merah pada Rabu (24/3).

Negara-negara yang tidak berurusan dengan krisis kemanusiaan melaporkan hampir 48 kali lebih banyak tes COVID-19 per kapita daripada mereka yang menderita krisis kemanusiaan 'parah' atau 'sangat parah', menurut analisis baru.

Sebanyak 32 negara yang paling parah dilanda krisis juga mendapat kurang dari 2 persen dosis vaksin COVID-19 yang dibagikan secara global, katanya, meski mereka memilik hampir 19 persen dari populasi dunia.

Baca juga: Hari Palang Merah Internasional PMI fokus putus mata rantai COVID-19
Baca juga: ICRC banyak kurangi kegiatan di Afghanistan


"Apa yang ditunjukkan oleh data kami adalah bahwa respons terhadap COVID-19 juga diskriminasi," kata Jagan Chapagain, Sekjen Federasi Internasional Komunitas Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Jumlah kematian COVID-19 per kapita tertinggi secara keseluruhan terdapat di negara-negara kaya, di mana populasi lansia mereka secara tidak seimbang kemungkinan meninggal karenanya.

Komite Internasional Palang Merah dan Bulat Sabit Merah mengaku sedang meluncurkan rencana baru untuk melawan ketidakadilan yang lebih parah, yang dihadapi oleh negara-negara yang dilanda krisis dan secara komprehensif, skema itu membutuhkan hampir 3 miliar dolar AS (Rp43,3 triliun).

Di Asia, riset mereka mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga dari vaksin yang sejauh ini telah disalurkan berada di negara-negara paling berkembang seperti Singapura, Jepang, Republik Korea Selatan, Australia dan Thailand.

Sebaliknya, tidak sampai 4 persen dari dosis vaksin Asia telah didistribusikan ke Afghanistan, Bangladesh, Myanmar, Pakistan dan Korea Utara.

Sumber: Reuters

Baca juga: Tekan penyebaran COVID-19 ICRC distribusikan paket APD ke lapas
Baca juga: Palang Merah Internasional perluas bantuan COVID-19 ke Papua

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021