Jakarta (ANTARA) - Program Pemajuan Kebudayaan Desa 2021 yang merupakan kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dilaksanakan melalui tiga tahapan.

“Tahapan pertama yaitu Temu Kenali Potensi (Mei-Juni), Pengembangan (Juni-Agustus) dan Pemanfaatan (Agustus-November),” ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, dalam taklimat media di Jakarta, Selasa.

Pada tahapan pertama, diharapkan masyarakat desa dapat memetakan potensi warisan budaya, sejarah, kekayaan alam, serta memetakan permasalahan dan harapan tentang masa depan desa yang lebih baik di masa depan.

Tahap kedua, yakni pengembangan. Potensi yang telah dipetakan kemudian dilanjutkan ke tahapan pengembangan melalui mekanisme sarasehan desa yang merupakan forum diskusi masyarakat untuk menyelaraskan pemetaan serta perumusan masalah desa.

Baca juga: Kemendikbud sebut desa dapat jadi ujung tombak dan pusat pertumbuhan

Baca juga: Kemendikbud targetkan 359 desa ikuti program Pemajuan Kebudayaan


Pada tahapan kedua tersebut diharapkan forum diskusi desa dapat menghasilkan usulan-usulan pemanfaatan potensi desa, yang akan direalisasikan melalui tahapan pemanfaatan yang bertujuan menjadikan desa budaya yang berdaya.

Masyarakat desa sebagai subjek pembangunan memiliki peran penting mulai dari pemetaan, pengembangan hingga pemanfaatan potensi desa mereka. Kegiatan partisipatif tersebut menyasar kelompok sosial di desa termasuk generasi muda, perempuan dan anak-anak, tetua desa serta pelaku budaya.

“Diharapkan program ini dapat menemukan rekomendasi umum pembangunan desa, mendorong munculnya peraturan desa yang berpihak pada masyarakat desa serta dapat membangun rasa bangga terhadap jati diri budaya masyarakat desa,” ungkap Hilmar.

Selain itu melalui program itu juga dapat menarik benang merah untuk pemberdayaan masyarakat desa dengan program-program lain yang sejenis sehingga wujud kerja bersama ini akan lebih terlihat baik itu antar kementerian, lembaga atau badan negara dan juga dengan pihak swasta yang mungkin sudah lebih dahulu terjun langsung membangun Desa.

Sebagai upaya sosialisasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa, Direktorat Jenderal Kebudayaan melaksanakan Lomba Cerita Budaya Desaku.

Melalui lomba tersebut peserta diharapkan dapat menceritakan kembali kekayaan yang dimiliki desa melalui cerita rakyat, dongeng, sejarah asal usul desa, kesenian, cagar budaya, tradisi dan lainnya. Peserta lomba merupakan komunitas atau kelompok yang berada di desa.

“Komunitas atau kelompok ini diharapkan menjadi penggerak di masing-masing desa untuk bersama-sama dengan seluruh warga desa mempertahankan rasa memiliki akan budaya lokal, kemudian melestarikannya untuk generasi selanjutnya dengan cara mengembangkan dan memanfaatkannya,” kata Hilmar lagi.

Pada 2021, Kemendikbud menargetkan sebanyak 359 desa mengikuti program Pemajuan Kebudayaan Desa yang akan diselenggarakan melalui dua program kebudayaan yakni Pengembangan Masyarakat dan Jendela Budaya Desaku.

Pemajuan kebudayaan desa merupakan platform kerja sama membangun desa mandiri melalui peningkatan ketahanan budaya dan kontribusi budaya desa. Program itu merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Kebudayaan, didukung oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.*

Baca juga: Siapkan Ekspedisi Jalur Rempah KRI Dewaruci, Dirjen kunjungi Banda

Baca juga: Dirancang, 2 kebijakan besar bidang musik


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021