Banda Aceh (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum dokter Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh rata-rata melayani pasien cuci darah secara gratis berkisar antara 32-35 orang setiap hari, akibat penyakit ginjal kronis.

"Pelayanan cuci darah secara gratis itu telah kami lakukan sejak dua tahun terakhir dan pasiennya dari hari ke hari terus meningkat," kata Direktur RSUZA dr Taufiq Mahdi di Banda Aceh, Selasa.

Hal itu disampaikan disela-sela kunjungan Wakil gubernur (Wagub) Muhammad Nazar dalam rangka melihat kesiapan pelayanan rumah sakit selama puasa Ramadhan 1431 Hijriyah.

Menurut dia, pasien cuci darah itu adalah masyarakat dari berbagai daerah di provinsi ujung paling barat Indonesia tersebut.

"Dalam pelayanan ini kami tidak membeda-bedakan golongan antara kaya dan miskin. Tidak ada pengutipan dana, apalagi Pemerintah telah mencanangkan pengobatan gratis kepada penduduk Aceh melalui program asuransi Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)," katanya.

Pasien cuci darah akibat penyakit ginjal kronis itu hanya ditemani seorang keluarganya, dan penderita hanya menjalani proses cuci darah tersebut selama empat jam/hari.

"Kami meyakini masih banyak warga yang menderita kasus yang sama, sebab warga Aceh banyak yang bermasalah dengan ginjalnya," kata Taufiq Mahdi.

Dalam inspeksi mendadak itu, Wagub mempertanyakan juga pelayanan pasien JKA yang dicanangkan Pemerintah Aceh sejak 1 Juni 2010, total dana APBA Rp242 miliar dan bermitra dengan PT Askes.

"Saya berharap dan memastikan bahwa semua masyarakat yang ber KTP dan KK Aceh bisa terlayani dengan baik, tanpa pengutipan biaya apapun. Itu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat," kata Muhammad Nazar.

Dia juga berharap agar peralatan cuci darah itu tersedia di rumah sakit pemerintah di seluruh kabupaten/kota di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa tersebut.

Muhammad Nazar mengemukakan pemerintah terus berupaya agar masalah pelayanan dan pengobatan gratis kepada penduduk, dan tidak hanya berlaku tahun ini tapi terus berkelanjutan sampai perekonomian Aceh membaik. (A042/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010