Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura memperingatkan bahwa varian baru virus corona, seperti yang pertama kali terdeteksi di India, akan memengaruhi lebih banyak anak-anak dan negara itu bersiap menutup sebagian besar sekolah mulai pekan ini.

Semua sekolah dasar, menengah, dan menengah pertama akan beralih ke pembelajaran di rumah mulai Rabu (19/5) hingga akhir semester sekolah pada 28 Mei mendatang.

"Beberapa dari mutasi (virus) ini jauh lebih ganas, dan tampaknya menyerang anak-anak yang lebih kecil," kata Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing, Minggu (16/5).

Tak satu pun dari anak-anak yang telah tertular virus itu sakit parah. Beberapa memiliki gejala ringan, kata dia menambahkan. 

Pada Minggu, Singapura mengonfirmasi 38 kasus COVID-19 yang ditularkan secara lokal, jumlah kasus harian tertinggi sejak pertengahan September. Kasus-kasus tersebut termasuk empat anak yang tertular di sebuah klaster di pusat pendidikan.

Jenis B1617 tampaknya lebih memengaruhi anak-anak, kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung, yang mengutip direktur layanan medis kementerian Kenneth Mak. Namun, tidak jelas berapa banyak anak yang tertular virus tersebut.

Singapura telah melaporkan lebih dari 61.000 kasus COVID-19 --sebagian besar kasus terkait dengan wabah tahun lalu di asrama pekerja asing-- dan 31 kematian. Kasus baru pada Minggu adalah jumlah infeksi lokal tertinggi di luar asrama dalam setahun.

"Peningkatan tajam jumlah kasus di masyarakat saat ini mengharuskan kita untuk secara signifikan mengurangi pergerakan dan interaksi kita dalam beberapa hari mendatang," kata Chan.

Pusat perdagangan dan keuangan Asia yang berpenduduk 5,7 juta orang itu hingga baru-baru ini melaporkan hampir nol atau satu digit infeksi harian secara lokal selama berbulan-bulan.

Meskipun kasus harian Singapura masih hanya sebagian kecil dari jumlah yang dilaporkan di antara tetangganya di Asia Tenggara, infeksi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Mulai Minggu, pemerintah menerapkan pembatasan ketat pada pertemuan dan kegiatan publik sejak penguncian tahun lalu.

Tetapi, kecepatan program inokulasi Singapura dibatasi oleh kecepatan kedatangan pasokan vaksin. Para ahli sedang mempelajari apakah akan memberikan satu dosis vaksin dan memperpanjang interval antara suntikan, kata Ong.

Lebih dari seperlima populasi negara telah menyelesaikan dua dosis vaksinasi dengan vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Otoritas Singapura akan mengundang warga di bawah usia 45 tahun untuk menerima vaksin mulai paruh kedua Mei.

Chan mengatakan pemerintah juga sedang mengerjakan rencana untuk memvaksin anak-anak di bawah 16 tahun setelah persetujuan peraturan, yang sedang diupayakan oleh Pfizer.


Sumber: Reuters

Baca juga: 38 WNI masih jalani karantina-perawatan karena COVID-19 di Singapura

Baca juga: Singapura berlakukan pembatasan COVID-19 paling ketat sejak "lockdown"

Baca juga: Singapura laporkan 17 kasus COVID-19 dari klaster bandara


 

Kemenkes cegah COVID-19 jenis baru menular

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021