Pariaman (ANTARA) - Batik sampan yang diproduksi perajin di daerah itu menjadi cenderamata baru di Kota Pariaman, Sumatera Barat, dengan harga terjangkau yaitu sekitar Rp100 ribu per helai.
 
"Syal itu dibuat sejak batik sampan dikembangkan kembali di Kota Pariaman pada 2019," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Ahad.
 
Ia mengatakan banyak motif syal yang diproduksi di Pariaman, namun tetap membawa motif tabuik yang menjadi ikon daerah itu sehingga berpotensi menjadikannya cenderamata dengan harga terjangkau.
 
Ia menyampaikan saat ini untuk mendapatkan syal tersebut harus mendatangi rumah produksi di Desa Sungai Kasai, Kecamatan Pariaman Selatan, namun pihaknya berharap perajin menjual produknya di gedung promosi di samping gedung Dekranasda Kota Pariaman.

Baca juga: 1.000 gerabah Kampung Abar disiapkan untuk cenderamata PON 2020 Papua

Baca juga: Solok Selatan siapkan miniatur rumah gadang cenderamata TdS
 
Lokasi gedung tersebut dekat dengan muara Sungai Batang Piaman atau masih berada di kawasan objek wisata Pantai Gandoriah sehingga wisatawan dapat dengan mudah membelinya.
 
"Perajin juga menjual produknya melalui online (dalam jaringan atau daring)," katanya.
 
Saat ini syal tersebut menjadi cenderamata untuk tamu Pemerintahan Kota Pariaman yang diberikan ketika berkunjung ke daerah itu sebagai media untuk mempromosikannya kepada masyarakat luas.
 
Ia menyebutkan adapun menteri yang pernah ke Pariaman dan mendapatkan syal tersebut yaitu Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
 
Ia menyampaikan selain memproduksi syal dan kain batik, perajin di Pariaman juga membuat sajadah dan masker dari batik dengan motif khas daerah itu yang dijual melalui daring.
 
Pembeli produk perajin tersebut, tidak saja dari Pemerintah Kota Pariaman, namun juga kejaksaan dan BUMD yang ada di daerah itu dan juga pihak swasta dan perantau.
 
Sebelumnya Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat menyiapkan dua kelompok perajin batik sampan untuk mengangkat kembali warisan budaya nusantara itu di daerah tersebut.

"Kelompok tersebut yaitu di Dusun Sampan dan Desa Kasai yang masing-masingnya terdiri 10 anggota," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyeti Zaunit di saat jumpa pers di Pariaman.

Ia mengatakan masing-masing kelompok tersebut mengembangkan jenis pewarna yang berbeda yaitu kelompok Dusun Sampan menggunakan pewarna kimia.

Sedangkan kelompok Desa Kasai menggunakan bahan pewarna alam di antaranya gambir, pinang, dan sabut kelapa.*

Baca juga: Warga binaan Lapas Banyuasin siap pasarkan cenderamata ke mancanegara

Baca juga: Menpora minta noken jadi cenderamata PON XX Papua

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021