Tarakan (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara (KPwBI Prov Kaltara) bekerjasama dengan Pemkot Tarakan berhasil  membantu tingkatkan produksi para pembudidaya udang hingga tiga kali lipat melalui metode "lactobacillus".

"Dengan metode lactobacillus (menebarkan bakteri lactobacillus yang telah difermentasi di lokasi tambak sebelum benih udang dan ikan bandeng ditebar) menyebabkan produksi tiga kali lipat pada panen kemarin," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Yufrizal di Tarakan, Selasa.

Pada panen akhir pekan lalu, produksi udang ukuran size berkisar 30-40 ekor/Kg ada 26.600 ekor atau 960 kg, yakni meningkat hampir tiga kali lipat ketimbang panen sebelum menjadi pilot project Bank Indonesia hanya 13.300 ekor atau 380 kg.

"Kami telah mengaplikasikan metode ini pada demplot kami sebagai pilot project 2020 di pada tambak milik Kelompok Pembudidaya Ikan Usaha Bersama Sungai Bunyu di Kelurahan Juata Laut Kota Tarakan," paparnya.

Selain itu, beberapa indikator juga menunjukkan peningkatan, antara lain tingkat hidup (Survival Rate/SR) yang meningkat menjadi 22 persen setelah sebelumnya hanya 11 persen.

Yufrizal juga berharap apabila metode "lactobacillus" ini terus menunjukkan hasil positif agar Pemprov Kalimantan Utara ataupun Pemkot Tarakan dapat mereplikasi dan kedepannya akan ada SOP (standar operasional prosedur) yang baku untuk dapat diterapkan para petambak di Kaltara.

"Selain itu, upaya ini dapat berjalan apabila ada dukungan PPL (petugas penyuluh lapangan) untuk terus melakukan pendampingan kepada petambak di daerah," katanya.

Sehingga, imbuh dia, apabila ditemukan masalah di lapangan dapat segera diselesaikan secara bersama-sama oleh semua pihak yang terlibat dalam rangka meningkatkan produksi udang yang merupakan salah satu potensi unggulan serta bermutu ekspor.

Kegiatan itu sebagai bagian dari program Bank Indonesia dalam pembinaan sektor riil dan UMKM untuk perbaikan posisi Current Account Deficit (CAD).

"Juga sebagai bagian dari Program Sosial Bank Indonesia sejalan dengan tagline BI sebagai bentuk dedikasi untuk negeri khususnya di bumi Benuanta," katanya.

Mengenai prospek komoditas udang, ia menyebutkan menjanjikan, berdasarkan data perdagangan, pada triwulan II 2021 harga udang sekitar 12,65 dilar AS/kg naik ketimbang triwulan I 2021 yang sebesar 11,99 dolar AS/kg.

"Dari hasil tersebut jika dilihat dari pertumbuhannya maka harga udang triwulan II 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,87 persen q-t-q (quarter-to-quarter) jika ketimbang triwulan I 2021," paparnya.

Kenaikan harga udang ini disebabkan mulai membaiknya permintaan terutama dari negara eksportir udang terbesar, yaitu jepang sejalan dengan adanya perayaan golden week pada Mei lalu serta akan diadakannya Olimpiade Tokyo 2020 pada musim panas 2021.

Olimpiade Tokyo 2020 sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 dan akan digelar pada 23 Juli sampai 8 Agustus 2021.

Selain itu, perbaikan perekonomian negara-negara ekportir utama seperti Amerika dan Taiwan juga menjadi faktor pendorong perbaikan harga dari udang.

Sejalan dengan kenaikan harga udang, dari sisi ekspor, jumlah total ekspor udang Kaltara juga mengalami kenaikan, dari awalnya 2.927 Ton pada periode sampai dengan Mei 2020 menjadi sebesar 3.393 Ton periode yang sama tahun 2021atau meningkat sebesar 15,91 persen.

Sampai dengan saat ini mayoritas udang Kaltara masih di ekspor ke negara-negara yang sama yaitu, Jepang (74,44 persem), Taiwan (9,06 persen), Amerika (8,72 persen) dan negara negara Asia Tenggara kurang dari 5 persen.
Baca juga: KKP siap kembangkan potensi lahan budi daya udang di Sultra
Baca juga: DPS eFishery solusi cegah penyakit pada tambak udang

 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021