termotivasi untuk berani bermimpi besar
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Perlindungan Anak Sahabat Anak kembali menyelenggarakan Jambore Sahabat Anak (JSA) XXIII yang diselenggarakan secara daring pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2021.

“Pandemi membawa dampak yang signifikan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya terhadap isu perlindungan anak. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar bagi kami untuk mengangkat Hak Perlindungan Anak sebagai isu utama dalam kegiatan JSA XXIII-Daring,” ujar Koordinator Gerakan Sahabat Anak 2021, Shinta Reza Aditiya, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.

JSA XXIII - Daring diikuti oleh ratusan peserta, yang berasal tidak hanya dari daerah Jabodetabek, tapi juga dari luar pulau Jawa. Selain itu, orang tua juga diikutsertakan dalam seminar tentang bagaimana cara melindungi anak-anak di era digital.

“Walaupun kondisi sedang tidak ideal, keadaan ini membuka kesempatan baru bagi kami untuk menjangkau adik-adik dan orang tua yang berasal dari luar Jabodetabek. Ini merupakan kesempatan unik di mana ratusan anak dan orang tua bisa hadir bersama merayakan Hari Anak Nasional dalam JSA XXIII-Daring. Dalam acara ini, para orang tua juga turut aktif terlibat dalam menciptakan suasana di mana anak bisa merasa disayangi dan dilindungi di rumah. ” tambah Shinta.

Baca juga: Aksi orang tua di Siak-Ruai menjadi sahabat anak belajar kala pandemi
Baca juga: Kementerian PPPA apresiasi pembentukan APSAI di Tulungagung


Kegiatan JSA XXIII-Daring telah dikemas secara menarik dan disesuaikan waktunya untuk menghindari zoom fatigue. Pada hari pertama, anak-anak akan mengikuti sesi Dare to Dream Big (Berani Bermimpi Besar) bersama Yasa Singgih (Co Founder & CEO of FORTIUS) dan Abdurrahman Al-Fatih Ifdal (President of IYOIN National Chapter).

“Harapannya adik-adik termotivasi untuk berani bermimpi besar dan berusaha mewujudkannya meskipun di tengah keterbatasan yang ada,” tambah dia.

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sesi orang tua bertemakan Peduli dengan Melindungi bersama Agustina MPsi Psikolog (Psikolog Klinis). Melalui sesi itu diharapkan dapat membantu orangtua untuk memahami dan melindungi anak-anak mereka di era digital.

Pada hari kedua, kegiatan akan ditutup dengan penampilan dari anak-anak dan pengumuman pemenang lomba.

“Melalui tema Aku Disayang, Aku Dilindungi, Sahabat Anak ingin mengajak semua orang dewasa untuk lebih peka dengan kondisi sekitar serta turut berperan dalam melindungi anak- anak di sekitarnya. Sementara bagi anak-anak, Sahabat Anak berharap bisa menjadikan momen ini untuk mengajarkan bahwa mereka berhak untuk merasa 'Aku Disayang, Aku Dilindungi' oleh orang-orang di sekitar mereka,” kata Ketua Yayasan Sahabat Anak, Sisca Tuning.

Baca juga: KPPPA: SDM PISA harus mampu olah informasi layak anak
Baca juga: Kak Seto: Orang tua jadi sahabat, kunci buat anak nyaman di rumah


Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021