Pada 2025, nilai ekonomi digital pada kawasan regional diprediksi tumbuh 24 persen, sedangkan di Indonesia, diproyeksi naik 23 persen
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengemukakan Indonesia mempunyai kekuatan dalam membangun ekonomi digital yang terlihat dari pertumbuhan pada sektor informasi dan komunikasi yang mampu melonjak di tengah tekanan pandemi COVID-19.

Berdasarkan data BPS sepanjang 2020, laju pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi mencapai 10,58 persen.

"Melihat hal tersebut, tepat bila dikatakan tahun 2020 merupakan tahun reformasi digital," kata Taufiek melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Di samping itu, lanjut dia, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 tumbuh 11 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu (year on year).

"Pada 2025, nilai ekonomi digital pada kawasan regional diprediksi tumbuh 24 persen, sedangkan di Indonesia, diproyeksi naik 23 persen," katanya.

Menurut Taufiek, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama ekonomi digital di kawasan regional.

"Di kawasan Asia Tenggara, penggunaan internet di setiap negara terus bertambah. Tahun 2020 saja, pengguna online yang baru bertambah hingga 40 juta orang. Sementara, dalam lima tahun terakhir, ada total 100 juta pengguna baru," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara masih akan terus tumbuh. Angkanya diperkirakan mencapai 105 miliar dolar AS atau setara Rp1.481 triliun.

Dalam laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, dan Bain, disebutkan bahwa Indonesia mampu menyumbang sebesar 44 miliar dolar AS atau Rp621,15 triliun.

Taufiek menambahkan perkembangan jaringan seluler 5G diyakini dapat berpengaruh besar pada industri berbasis teknologi, salah satunya adalah industri game.

"Teknologi jaringan 5G yang memiliki kombinasi antara konektivitas berkecepatan tinggi, latensi yang rendah, dan cakupan yang luas, akan memicu banyak perubahan dalam tren industri game," katanya.

Jaringan 5G yang memiliki download speed hingga 10 Gbps dan upload speed hingga 20 Mbps dinilai akan memudahkan pengguna untuk menjalankan game secara streaming melalui layanan cloud gaming.

Selain itu, format video game berbasis realitas virtual (virtual reality/VR) akan semakin menjamur. "Hal ini harus segera ditangkap oleh pengembang game dalam negeri sebagai peluang bagi pengembangan industri game lokal," katanya.

Sebagai langkah dalam membangun ekosistem industri game di Tanah Air, Kemenperin menginisiasi pembangunan Bali Creative Industry Centre (BCIC) sebagai pusat promosi, inkubasi, serta pelatihan SDM industri animasi dan game.

"BCIC yang dibangun sejak tahun 2014 ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh industri game lokal sehingga dapat terlahir ide-ide inovatif, kreator-kreator baru dan tercipta produk-produk berkualitas yang mampu bersaing dengan produk global," kata Taufiek.

Selain itu, Kemenperin juga menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perhitungan TKDN HKT (Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet) yang menyertakan aplikasi, termasuk di dalamnya game.

Upaya ini menjadi salah satu komponen perhitungan nilai TKDN yang diharapkan dapat memacu industri aplikasi dalam negeri ikut berkembang.

"Saat ini, kami juga sedang menyusun usulan insentif bagi investor industri berbasis hak kekayaan iintelektual sebagai salah satu cara untuk menarik investasi pada industri game di Indonesia," kata Taufiek.

Baca juga: Kemenperin pacu subtitusi impor sektor ILMATE
Baca juga: Kemenperin dorong UMKM "go digital" melalui program e-Smart IKM
Baca juga: Kemenperin dorong TKDN pada koneksi 5G untuk infrastruktur digital

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021