Mereka merasa tidak memiliki gejala sehingga tidak mau masuk rumah sakit. Inilah yang sedang kami upayakan agar penanganannya bisa dari hulu ke hilir
Makassar (ANTARA) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menekankan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemkot Makassar terus meningkatkan pelacakan serta pemeriksaan orang yang pernah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.

"Dari laporan tadi, kasus konfirmasi peninjauan itu per 1.000 orang per minggu, itu sudah di atas 200. Seharusnya minggu ini, disini sudah ada tambahan 200, itu idealnya. Tugas kita adalah bagaimana membawa 200 kasus terkonfirmasi itu ada di sini," katanya saat meninjau lokasi isolasi mandiri di Asrama Haji Sudiang Kota Makassar di Makassar, Sabtu.

Ia menekankan bagi masyarakat yang pernah kontak erat dengan pasien COVID-19, harus tetap menjadi prioritas pelacakan kasus oleh tim satuan tugas baik provinsi maupun kabupaten serta kota di Sulsel.

"Kontak erat kalau standar Indonesia, rasionya satu banding 15. Berarti 200 kali 15, itu boleh isoman (isolasi mandiri). Kecuali yang memang reaktif, berarti bisa ditaruh di sini lagi," katanya.

Ia optimistis apabila program tersebut berjalan baik, terutama penegakan protokol kesehatan, maka tingkat penularan virus corona, baik di Sulsel maupun Kota Makassar, dapat diturunkan sehingga bila angka terpapar menurun dan tentu kondisi perputaran perekonomian akan semakin baik.

"Nah itu, (pelacakan kasus dan protkes, red.) yang harusnya menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita kerjakan," kata Hadi.

Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri serahkan oksigen konsentrator di Makassar

Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulsel dr Arman Bausat saat memaparkan kondisi perkembangan dan penanganan pandemi di daerah itu, menyebut secara umum terjadi peningkatan kasus, khususnya di Kota Makassar sejak 3 Agustus 2021. Per pekan ada peningkatan rata-rata 78 orang.

Namun, dari 78 orang tersebut, hanya 23 orang mau masuk rumah sakit, sisanya 58 orang enggan memilih rumah sakit dengan beralasan tidak mau karena merasa sehat, padahal mereka pasien positif berstatus Orang Tanpa Gejala atau OTG.

"Mereka inilah yang menjadi penyebab menjadi 'carrier' (pembawa virus). Mereka merasa tidak memiliki gejala sehingga tidak mau masuk rumah sakit. Inilah yang sedang kami upayakan agar penanganannya bisa dari hulu ke hilir," katanya.

 
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (tengah) bersama Kapolri Jenderal Polisi Sigit Sulistyo (kiri) dan Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (kanan) mendengarkan presentasi tim Satgas COVID-19 Isolasi Mandiri di Asrama Haji Sudiang Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/8/2021). ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel.


Upaya lain dilakukan dari hulu untuk menekan laju penularan Corona, tambah Arman, dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 serta mengGenjot vaksinasi, sedangkan dari hilir pemerintah menyediakan tempat isoman bagi pasien terkonfirmasi.

Salah satu cara menekan laju penyebaran dari hulu, katanya, dengan menerapkan PPKM hingga mengebut program vaksinasi, sedangkan untuk hilirnya, pemerintah telah menyediakan lokasi isoman pasien yang terkonfirmasi.

Saat peninjauan lokasi Isoman COVID-19 di Asrama Haji Sudiang Makassar tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, antara lain didampingi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit beserta jajaran petinggi Kodam XIV/Hasanuddin dan Polda Sulsel, Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sulaiman Sulaiman, Kakanwil Kemenag Sulsel Khaeroni dan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.

Data laporan media harian COVID-19, Kementerian Kesehatan per 7 Agustus 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Sulsel tercatat bertambah 832 kasus baru. Pasien sembuh juga bertambah 628 orang sembuh dan meninggal dunia bertambah 21 orang.

Baca juga: Panglima TNI: Tegakkan prokes dengan pendekatan kultural
Baca juga: Kapolri-Panglima TNI tinjau vaksinasi di Dome Balikpapan

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021