Surabaya (ANTARA News) - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jawa Timur mengusulkan nama Mohammad Nuh sebagai Ketua Umum ICMI periode 2010-2015 dalam Muktamar V di Bogor, Jawa Barat, pada 4-7 Desember 2010.

Ketua ICMI Jatim, Latief Burhan, di Surabaya, Sabtu, mengatakan, figur Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) itu pantas menduduki jabatan ketua ormas yang lahir pada 7 Desember 1990 itu.

"Beliau sudah cukup berpengalaman di ICMI. Salah satu syarat untuk menjadi ketua umum memang harus orang yang sudah lama terlibat dalam kepengurusan ICMI," katanya mengenai figur M Nuh yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI itu.

Ia mengemukakan bahwa dalam catatan sejarah, ICMI tidak bisa lepas dari Jatim karena organisasi itu didirikan di kampus Univesitas Brawijaya Malang pada sepuluh tahun silam.

"Terlalu berlebihan kalau kami memaksakan diri bahwa ICMI harus dipegang orang Jatim. Tapi, Pak Nuh, bukan karena orang Jatim, lantas kami mengusulkan beliau jadi Ketua Umum ICMI," katanya di sela-sela Muswil ICMI Jatim.

Latief optimistis ICMI akan bertambah maju kalau dipimpin mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Senada dengan Latief, Wakil Ketua ICMI Jatim, Ismail Nachu, juga mengusulkan nama M Nuh untuk menakhodai ormas tersebut dalam periode lima tahun mendatang.

Ia menilai struktur kepengurusan ICMI berbentuk presidium seperti sekarang tidak efektif. "Kami mengusulkan ICMI kembali ke khittah, dipimpin seorang ketua umum," katanya.

Menurut dia, dalam lima tahun terakhir ICMI di bawah kendali presidium sebagaimana diputuskan dalam Muktamar IV di Makassar, Sulsel, malah menjadikan ICMI makin tidak populer.

"Kami memaklumi putusan muktamar lima tahun lalu, karena merupakan masa transisi bagi ICMI untuk mengembangkan format baru," kata Ismail.

Namun, untuk kembali meraih kejayaan seperti pada era Orde Baru, usul dia, ICMI harus dipimpin oleh seorang ketua umum yang memiliki reputasi di bidang ilmu pengetahuan.

(M038/E011/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010