Semarang (ANTARA) - Seorang anak berkebutuhan khusus (yang tubuh bagian kanannya kurang berkembang secara optimal karena otak bagian kirinya tidak berkembang) ikut latihan menembak di lapangan tembak Focus Shooting Club (FSC) Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Sebut saja namanya Andi. Ketika kelas 1 Sekolah Dasar (SD) Alam Tangerang, Andi sangat kesulitan mengangkat sendok mendekati mulutnya saat makan. Bahkan, yang bersangkutan kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuh saat berlari. Anak ini juga kesulitan duduk bersila di atas lantai.

Begitu cerita Ketua Yayasan Harmoni Alam Semesta Andri Fajria yang juga ahli observasi anak usia dini yang mengetahui persis perkembangan Andi ketika anak tersebut masih bersekolah di SD Alam Tangerang hingga sekarang.

Namun, menurut Andri Fajria melalui percakapan WhatsApp kepada ANTARA di Semarang, Senin (16/8), saat ini kemampuan fisik Andi sudah jauh lebih baik. Biasanya rentang konsentrasi siswa SMP Surau Merantau ini dalam melakukan suatu aktivitas maksimal 6 menit.

Andi sangat bersemangat untuk mengikuti latihan menembak ketika menerima informasi bahwa Focus Shooting Club akan mengadakan latihan menembak di Lapangan Tembak FSC, Jalan Raya Pasar Kemis, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Republik Indonesia.

Begitu mendapat informasi tersebut, Andi langsung meminta orang tuanya untuk memesankan tiket pesawat dari Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan ke Tangerang pada hari Senin (9/8).

Tim pelatih FSC menyediakan senapan khusus orang kidal untuk Andi. Ternyata pada sesi pertama latihan, seluruh tembakan Andi tepat mengenai sasarannya.

Andi pun terlihat makin bersemangat dan percaya diri. Pada babak pertama kompetisi, Andi kembali berhasil mengenai targetnya sehingga berhak masuk ke babak kedua.

Pada babak kedua, jarak target diubah menjadi 70 meter. Namun, sayangnya pada babak ini tembakan Andi gagal mengenai sasaran sehingga tersisih. Kendati demikian, Andi tetap bersemangat, bahkan menanyakan kapan akan ada latihan menembak lagi.

Tidak saja Andi, kata Menurut Andri Fajria, peserta lain (sebut saja namanya Fabian) juga memiliki keterbatasan rentang konsentrasi yang pendek dan mudah teralihkan.

Ternyata dalam latihan menembak ini Fabian selalu tepat membidik sasaran dan melaju terus hingga ke babak final. Tantangan dalam babak final adalah kecepatan dan ketepatan menembak menggunakan 10 buah peluru yang disediakan FSC. Namun, sayangnya dalam babak final ini Fabian kalah dan harus puas sebagai peringkat kedua.

Sang juara dalam sesi latihan pada hari Minggu (15/8) adalah Almer, yang selama ini banyak menyukai kegiatan olahraga. Almer memiliki keunikan karena pandai menangkap ular dan biawak. Ular hasil tangkapannya bahkan pernah dijual seharga Rp800 ribu.

Saking bersemangatnya, setelah sesi latihan ditutup, beberapa rangmuda (sebutan untuk siswa) masih ingin terus ingin berlatih menembak. Hal ini membuat pihak SMP Surau Merantau mempertimbangkan kerja sama dengan FSC untuk memasukkan kegiatan menembak sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler.

Baca juga: Kemendikbud: Pelajari profil anak berkebutuhan khusus saat pandemi

Baca juga: Seorang anak berkebutuhan khusus tetap produktif saat pandemi COVID-19


Membangun Bakat Tersembunyi

Andri Fajria yang juga penemu metode talents pun berharap latihan menembak dapat menjadi aktivitas yang membangunkan bakat-bakat tersembunyi. Bakat tersebut dapat diidentifikasi saat beraktivitas, yaitu bila merasa enjoy (senang), easy (merasa mudah), dan excellent (hasilnya bagus).

Bakat dalam konteks ini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir.

Dalam bukunya berjudul Talents Observation: Seni Membaca Bakat Anak Usia TK dan SD, Andri Fajria membatasi arti kata bakat dalam konteks talents mapping, yaitu kumpulan maupun kombinasi dari sifat, potensi, dan peran yang secara alami mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan produktivitas kerja.

Setiap orang memiliki peluang dan tantangan yang berbeda-beda. Bisa jadi ada peluang yang terbuka di depan seseorang namun yang bersangkutan tidak mengambil kesempatan tersebut.

Padahal, setiap orang mencoba beramal (bekerja) berdasarkan syakilah mereka masing-masing. Syakilah bisa berarti penampakan dari sesuatu atau cetakan (moulding) dari sesuatu.

Dalam terminologi psikologi, syakilah berarti kecenderungan atau bawaan sejak lahir. Ada orang yang memiliki sense of humor yang baik dan ada pula yang serius.

Ada orang yang menyukai sains dan membaca literatur, ada juga orang yang sangat artistik. Mereka semua memiliki kepribadian (syakilah) yang berbeda-beda.

Karena SMP Surau Merantau fokus membangun kedewasaan dan kemandirian serta mengembangkan bakat unik setiap siswa, Andri Fajria selaku kepala sekolah tersebut menyambut positif undangan dari klub menembak tertua di Kota Tangerang yang berdiri sejak 1993 itu untuk berlatih menembak di Lapangan Tembak FSC, Minggu (15/8). Bahkan, Andri mengirim delapan siswa untuk memenuhi undangan tersebut.

Iwan Ikhwanul selaku Ketua FSC pun sangat berharap generasi muda berminat menekuni olahraga menembak ini karena sangat bermanfaat dalam melatih fokus, kesabaran, ketenangan, dan ketepatan pengambilan keputusan.

Namun, ada kesan di tengah masyarakat bahwa cabang olahraga menembak membutuhkan biaya besar alias mahal. Padahal, dengan bergabung di klub, masalah biaya tersebut bisa diatasi. Begitu juga peluang untuk berprestasi dalam cabang olahraga menembak melalui klub sangat besar.

Baca juga: MPR RI apresiasi prestasi gemilang atlet disabilitas

Baca juga: Presiden banggakan prestasi difabel Indonesia

 

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021