Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qalbi mendorong agar pemerintah daerah di tingkat kabupaten berani membentuk perusahaan daerah (perusda) di bidang pertanian untuk hilirisasi produk pertanian agar bisa mendapatkan nilai tambah.

Wamentan Harvick dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan pihak pemerintah kabupaten boleh bekerjasama dengan pihak swasta setempat dengan format kemitraan usaha dalam pembentukan Perusda.

"Selain dapat mengolah produk pertanian hingga hilir, juga perusda ini akan mampu menyerap tenaga kerja lokal di masa sulit ini," kata Harvick di sela-sela kunjungan kerja ke Trenggalek Jawa Timur dalam rangka Panen Raya Porang Nasional 2021.

Wamentan menambahkan bahwa hasil panen porang di Trenggalek semakin bertambah dan membaik, sedangkan proses hilirisasinya sudah dapat di lakukan di Pabrik Porang yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada pertengahan Agustus lalu.


Baca juga: Wamentan Harvick sebut korporasi petani patut dapat dukungan penuh

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut baik gagasan Wamentan tersebut dan berniat akan segera merealisasikannya agar produk porang di kabupatennya dapat diproses hingga hilir.

"Supaya petani bisa mendapat nilai tambah dari panen Porang di wilayah kami, yang saat ini bisa mencapai 250 ribu ton dari 4.000 hektar lahan yang sudah dipanen," kata Nur Arifin.

Dengan rencana pembentukan Perusda di kabupatennya, Nur Arifin juga berharap para petani porang di Trenggalek tidak hanya diposisikan sebagai pemasok oleh pengusaha swasta yang belakangan mulai gandrung melirik potensi bisnis umbi Porang.

"Kami berharap petani tidak hanya dijadikan sebagai suplier, yang hasil panennya bisa ditawar serendah-rendahnya oleh investor atau pembeli," kata Bupati Trenggalek.


Baca juga: Wamentan puji semangat industrialisasi sektor pertanian di NTB

Menurut Nur Arifin apabila petani merasa dirugikan, mereka bisa berpindah ke pembeli atau investor lain yang dianggap bisa menguntungkan. "Sehingga saya mengarahkan agar petani porang di sini membangun kerja sama bisnis dengan pola kemitraan yang saling menguntungkan," tambah Nur Arifin.

Dia menjelaskan bahwa petani porang di Trenggalek sudah banyak yang berani mengajukan pinjaman atau utang ke perbankan untuk membeli bibit. Hal itu lantaran risiko bisnis dari pertanian porang ini masih menguntungkan dan berisiko rendah.

Nur Arifin juga berharap pihak Perhutani di Kabupaten Trenggalek mau meminjamkan lahan miliknya seluas 100 ribu hektar untuk dimanfaatkan petani di daerahnya. Pemanfaatan lahan itu sebagai perluasan lahan pertanian porang agar kapasitas produksi komoditas itu di Trenggalek semakin berkembang dan semakin berorientasi pada ekspor.


Baca juga: Wamentan dukung Sambas jadi lumbung beras Kalimantan Barat

Baca juga: Wamentan minta pemda bangun kepercayaan petani tingkatkan produksi

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021