Kulon Progo (ANTARA News) - Logistik tanggap darurat bencana Gunung Merapi yang ditampung Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan hingga satu pekan ke depan.

"Oleh karena itu, diharapkan sewaktu-waktu setiap kecamatan mengajukan permohonan penyaluran logistik itu untuk stok di wilayah setempat," kata Kepala Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulon Progo Untung Waluyo, di Wates, Kamis.

Ia mengatakan logistik yang tersedia berupa telur empat kuintal, beras, mi instan, sarden, obat-obatan, serta kebutuhan wanita.

"Berdasarkan keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bantuan bagi korban Merapi di Kabupaten Kulon Progo dikelola Dinas Sosial setempat, dan bantuan tanggap darurat bencana masih mencukupi untuk satu pekan ke depan," katanya.

Terkait banyaknya permintaan dari masyarakat di luar Kabupaten Kulon Progo, ia mengatakan pemohon bantuan adalah pemerintah kabupaten setempat, bukan secara individu maupun kelompok. "Permohonan bantuan logistik untuk Kulon Progo harus dilakukan pemerintah kabupaten setempat. Kami mohon maaf, bagi masyarakat bukan warga Kulon Progo yang mengajukan permohonan bantuan ini tidak kami layani," katanya.

Ia mengatakan instansinya juga telah mendistribusikan bantuan logistik untuk 12 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo sebagai logistik tanggap darurat secara cepat. "Saat ini persediaan logistik di 12 kecamatan tersebut sudah mencukupi. Kami juga telah mendistribusikan bantuan logistik ke panti sosial seperti rumah lansia, dan PAUD untuk perbaikan gizi," katanya.

Menurut Untung Waluyo, pihaknya juga bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Kulon Progo dalam pendistribusian obat-obatan karena persediaannya banyak, tetapi terkendala ketidaktahuan petugas mengenai penggunaan obat. "Kami tidak paham masing-masing obat, jadi kami berkoordinasi dengan PMI untuk pendistribusiannya," katanya. (ANT-159/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010