Cianjur (ANTARA) - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, menilai penerapan ganjil genap di Jalur Puncak-Cianjur, sebagai upaya maksimal meminimalisir melonjaknya volume kendaraan dari luar kota ke kawasan tersebut, seiring relaksasi yang diberikan untuk wilayah dengan level 2.

"Penerapan ganjil genap untuk kendaraan bermotor yang mengarah kawasan wisata Puncak-Cipanas,
sebagai upaya mengimbangi kebijakan serupa di wilayah Bogor," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman saat dihubungi di Cianjur, Sabtu.

Ia menjelaskan, penerapan ganjil genap diharapkan dapat meminimalisir lonjakan wisatawan dengan
ditetapkannya Cianjur menjadi PPKM level 2, sehingga dilakukan pembatasan mobilitas warga di masa pandemi COVID-19 dan antisipasi terjadinya penumpukan kendaraan di kawasan Puncak.

Pasalnya setelah relaksasi diberikan, tidak menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena tempat wisata sudah mulai dibuka kembali dengan prokes ketat dan tidak melebihi kapasitas yang sudah ditentukan sebanyak 25 persen.

"Jangan sampai eforia warga lokal dan wisatawan luar kota, menjadi penyebab kembali terjadinya
penularan COVID-19, pemberlakuan ganjil genap diharapkan dapat menekan volume kendaraan yang
melintas di jalur Puncak-Cianjur," katanya.

Meski sejak dua pekan terakhir, angka penularan terus menurun, namun pihaknya tetap melakukan
berbagai langkah antisipasi agar tidak kembali meningkat, sehingga satgas dan gugus tugas akan
berpatroli dan mengawasi sejumlah tempat wisata.

"Jika terjadi pelanggaran, petugas gabungan dapat membubarkan atau memberikan peringatan pada
pengelola tempat wisata. Harapan kami, pengelola menerapkan prokes ketat terhadap wisatawan yang
datang dan tidak melebihi kapasitas," katanya.

Baca juga: Ratusan kendaraan terjaring saat ganjil genap di GT Pasteur Bandung
Baca juga: Kemenhub dukung upaya Polri berlakukan ganjil-genap di kawasan Puncak

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021