Stimulus dan rencana aksi pun harus terus dilakukan agar sektor terus tumbuh positif.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Pemerintah masih mampu menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat dengan produksi 11 komoditas pangan utama yang cukup menjanjikan.

"Alhamdulillah, Pemerintah masih bisa menjamin ketersediaan 11 komoditas utama bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia," kata Wapres Ma’ruf di Istana Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Ke-11 komoditas pangan tersebut ialah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng.

Terkait dengan produksi beras, Wapres mengatakan bahwa produksi beras nasional sangat menjanjikan sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat terjamin.

"Produksi beras nasional dalam 2 tahun terakhir pun sangat menjanjikan. Hingga pekan ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,6 juta ton," katanya.

Kondisi stok pangan di dalam negeri yang cukup kondusif tersebut, lanjut Wapres, disertai dengan peningkatakan kinerja ekspor pertanian dari Indonesia.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Wapres menyebutkan ekspor pertanian periode Januari—Juli 2021 mencapai 2,24 miliar dolar AS atau meningkat 8,72 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pihaknya terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah dan menciptakan kebijakan guna memenuhi pangan rakyat.

"Stimulus dan rencana aksi pun harus terus dilakukan agar sektor terus tumbuh positif hingga menjadi penyelamat agar negara tidak terperangkap dalam resesi ekonomi berkepanjangan," kata Syahrul.

Kementan menetapkan lima cara bertindak dalam peningkatan produksi pertanian, yaitu dengan peningkatan kapasitas produksi melalui mekanisasi, efisiensi dan pendekatan teknologi tepat guna, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, dan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).

"Sinergi antara pusat dan daerah penting dilakukan agar tidak ada lagi ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah, atau daerah dengan daerah," ujarnya.

Baca juga: Wapres: Pertanian jadi tulang punggung ekonomi di era COVID-19

Baca juga: Wapres: Jangan terjebak "pompom" saham lewat "influencer"


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021