Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus berubah.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pendidikan vokasi berbasis teknologi informasi akan menciptakan banyak talenta digital yang merupakan embrio sumber daya manusia (SDM) unggul.

Moeldoko mengemukakan halitu ketika membuka pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave, hasil kerja sama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan Huawei Indonesia di Jakarta, Selasa.

"Talenta digital ini menjadi embrio untuk mencapai SDM Unggul sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Saya bangga dan terima kasih pada kalian semua dan Huawei Indonesia," kata Moeldoko dalam siaran pers KSP.

Pada kesempatan tersebut sebanyak 20 guru kejuruan dari sejumlah SMK di Pulau Jawa mengikuti Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave di Huawei Asean Academy Indonesia, Jakarta.

Menurut Moeldoko, pelatihan ini tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara pemerintah melalui KSP dan Huawei Indonesia tentang pengembangan 100.000 talenta digital.

Moeldoko menambahkan bahwa sudah saatnya memperkuat pendidikan vokasi di bidang teknologi informasi untuk menghadapi era Industri 4.0 dan bonus demografi 2030.

"Internet of Thing (IoT), big data, atau Artificial Intelligence (AI), hal yang harus dikuasai para peserta didik SMK untuk memenuhi kebutuhan industri besar, menengah, maupun kecil. Terjadi skill-disruption, yakni banyak skill lama yang tidak relevan untuk kebutuhan industri yang perlu di-update," kata Moeldoko.

Moeldoko juga mengajak peserta untuk menyerap berbagai metode pengajaran agar nantinya bisa mendistribusikan kepada siswa.

"Saya berharap melalui pelatihan ini peserta bisa menyampaikan substansinya kepada siswa sehingga mereka memiliki mindset dan soft skill yang bisa menjawab tantangan industri," kata Moeldoko.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan bahwa pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional yang memiliki posisi strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berkualitas.

"Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus berubah, SMK tidak menyiapkan lulusan sendirian dan industri tidak sebagai penerima lulusan saja, tetapi keduanya dapat bersinergi secara aktif," ujarnya.

Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave merupakan tindak lanjut kerja sama antara Kemendikbudristek dan Huawei Indonesia sejak 2019.

Sebelumnya, sudah ada 502 peserta didik SMK yang mengikuti pelatihan tersebut.

Pada tahun 2021 total peserta 140 guru kejuruan dari SMK, yang ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan. Mereka dibagi menjadi tujuh angkatan dengan masing-masing angkatan berjumlah 20 guru.

Baca juga: KSP siapkan dua program besar seiring kenaikan pagu anggaran 2022

Baca juga: Moeldoko dorong IAIN Kediri perluas jaringan skala internasional

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021