Mari bersama sama kita jaga bumi dan lingkungan demi anak cucu dan generasi mendatang yang lebih baik
Jambi (ANTARA) - Provinsi Jambi dalam kurun waktu lima tahun (2021-2025) ditargetkan mampu menurunkan emisi GRK sebesar 14 juta ton CO2e melalui program BioCarbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscape (BioCF-ISFL).

“BioCF-ISFL adalah program fasilitas multilateral yang didukung oleh pemerintah negara pendonor dan dikelola oleh Bank Dunia,” kata Kepala Subdit REDD+ Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Franky Zamzani di Jambi, Sabtu.

Franky menjelaskan Jambi dipilih untuk melaksanakan program BioCF-ISFL karena Jambi satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki taman nasional yakni Taman Nasional Bukit 12, Taman Nasional Bukit 30, Taman Nasional Berbak dan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Upaya penurunan emisi yang dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak di Jambi diharapkan berhasil mencapai target penurunan emisi sebesar 14 juta ton CO2e. Sehingga Jambi bisa mendapatkan insentif positif sebesar 70 juta dolar AS dari program BioCF-ISFL.

Baca juga: Ekonom: Presidensi G20 ajang tunjukkan komitmen penurunan emisi karbon

Program BioCF-ISFL di Jambi dimulai dengan melaksanakan pertemuan GenZ REDD+ di Kota Jambi dengan melibatkan generasi muda dari perguruan tinggi di daerah itu untuk berkomitmen bersama ikut serta dalam program penurunan emisi.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim, Ditjen PPI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilaksanakan secara hybrid dan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat bagi yang hadir secara langsung di Swisbell Hotel Jambi.

Ketua Sub Nasional Project Manajemen Unit BioCF ISFL Jambi Khairul Asrori mengapresiasi ide dan pelaksanaan pertemuan GenZ REDD+ yang melibatkan generasi muda Kota Jambi.

Baca juga: Jabar-University of Nottingham kerja sama penurunan emisi transportasi

Ia mengatakan pertemuan GenZ REDD+ ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman generasi muda terkait program penurunan emisi berbasis lanskap yang dilaksanakan di Jambi yakni BioCF-ISFL Jambi. Generasi muda kemudian diharapkan mampu memberikan penjelasan manfaat pelaksanaan program kepada khalayak yang lebih luas.

“Kami berterima kasih kepada KLHK atas inisiatif yang baik ini dan kami juga mengajak generasi muda terus bekerja sama dan terlibat aktif sebagai bagian dari program BioCF-ISFL Jambi,” katanya.

Kegiatan tersebut merupakan program untuk mempromosikan dan memberikan imbal jasa terhadap penurunan emisi GRK dan meningkatkan sekuestrasi melalui pengelolaan lahan yang lebih baik di Provinsi Jambi, sehingga penting untuk generasi muda terlibat di dalamnya.

Baca juga: Pertamina bidik penurunan emisi 34 ribu ton per tahun dari PLTS

Program ini sangat positif karena juga mendukung upaya pengelolaan pertanian dan penggunaan lahan lainnya untuk meminimalisasi kehilangan hutan.
Pada kesempatan yang sama, Duta Lingkungan Hidup Kota Jambi 2017 Dapot Silalahi mengatakan kerusakan lingkungan semakin nyata terlihat dalam beberapa waktu terakhir.

“Maka sebagai generasi Z yang kreatif dan inspiratif, sudah saatnya kita mengambil sikap memulai dari diri kita sendiri, dari Jambi untuk ikut serta menurunkan emisi dan melestarikan planet ini dimulai dari Jambi,” kata Dapot.

Sementara Putri Jambi Lingkungan Hidup 2019 Hanisa Aulia Maharani berpendapat Jambi adalah permata yang menjadi paru-paru dunia. Kecantikan dan keanekaragaman alam di hutan belantara-nya memberikan kehidupan bagi semua.

“Namun jangan sampai anak muda dan generasi penerus kelak hanya mendengar cerita tentang keindahan Jambi semata. Maka pelestarian alam dan lingkungan di Jambi harus menjadi tanggung jawab bersama. Teman-teman mari kita ambil bagian untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mulai dari Jambi kita ini,” kata Hanisa.

Hadir pada acara yang sama tokoh generasi muda Jambi berprestasi yang juga Duta Genre Kota Jambi 2021 M. Irvan Harifki mengatakan isu penurunan emisi dan perubahan iklim menjadi salah satu isu yang sudah saatnya diketahui. Meski ini merupakan topik yang memang berat di awalnya namun kita bisa memulainya dari sesuatu yang amat sederhana.

“Apa yang bisa kita lakukan sebagai anak muda untuk terlibat dalam kampanye perubahan iklim dan penurunan emisi, yaitu belajar,” katanya.

Sedangkan Inspirator Sosial Media Shera Aditia Pratama mengatakan sosial media dapat dijadikan alat untuk melakukan kampanye penurunan emisi dan mengatasi perubahan iklim.

“Sudah saatnya kita memanfaatkan sosial media untuk kepentingan yang lebih luas, generasi muda bisa ambil bagian untuk berkampanye mengedukasi masyarakat dan pengguna sosial media agar mulai melakukan upaya-upaya penurunan emisi,” katanya.

Staf Direktorat Mitigasi Ditjen PPI KLHK Suyitno menjadi perwakilan generasi muda dari instansi pemerintah yang turut serta berbicara dalam forum tersebut. Suyitno mengatakan dampak perubahan iklim sangatlah nyata.

“Mari bersama sama kita jaga bumi dan lingkungan demi anak cucu dan generasi mendatang yang lebih baik,” katanya.

Pada acara yang sama hadir narasumber yang memberikan materi kepada generasi muda yakni Hendra Admaja dari Bappeda Provinsi Jambi dan Ridwan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi.

Di akhir workshop, anak-anak muda tersebut menyatukan komitmen membentuk komunitas untuk mendukung upaya penurunan emisi dalam wadah yang diberi nama Greenation.jbi.

Nantinya wadah tersebut akan banyak melakukan kampanye terkait lingkungan dan perubahan iklim termasuk melalui media sosial untuk menuju Jambi yang rendah emisi.

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021