Ketersediaan kontainer maupun ruang kapal untuk mengakomodasi pengiriman ke wilayah timur memang relatif sulit, karena arus rantai pasok terkonsentrasi dari Jakarta dan Surabaya
Makassar (ANTARA) - Fenomena kelangkaan kontainer yang terus berlangsung dinilai sangat memengaruhi rantai pasokan distribusi logistik secara domestik,
terutama pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) hingga masalah keterbatasan ruang pada kapal pengangkut logistik.

"Ketersediaan kontainer maupun ruang kapal untuk mengakomodasi pengiriman ke wilayah timur memang relatif sulit, karena arus rantai pasok terkonsentrasi dari Jakarta dan Surabaya," ungkap Ketua Indonesian National Shipowner's Association (INSA) Makassar, Capten Zulkifli Syahril, saat dikonfirmasi, Sabtu.

Menurut dia, menjelang akhir tahun 2021, memang biasanya terjadi high season, sehingga muatan dari Makassar berkurang, karena pada musim sibuk itu bahan pokok banyak dikirim dari Jakarta dan Surabaya.

Pada sisi lain, itu bertentangan dengan kondisi ril atas aktivitas rantai pasok logistik dari Makassar dengan tujuan ke sejumlah daerah, terutama di wilayah timur Indonesia.

Sejauh ini, kondisi tengah diperhadapkan pada tekanan ekstrim seiring dengan terjadinya kelangkaan kontainer hingga keterbatasan ruang kapal logistik.

Untuk skala yang lebih besar, itu bisa membuat rantai pasok memburuk dan memiliki efek ganda terhadap ketersediaan barang hingga harga-harga melambung sehingga menahan upaya pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19.

Bahkan paling kentara adalah pengiriman komoditas primer dari Sulawesi Selatan ke sejumlah provinsi di KTI yang tertahan di Pelabuhan Makassar. Ini disebabkan tidak memadainya ketersediaan kontainer serta diperparah frekuensi serta ruang kapal yang menyusut.

Kondisi kelangkaan kontainer (container shortage) di Makassar, diketahui telah terjadi dalam sebulan terakhir. Padahal, suplai mulai berada pada level produktif disertai dengan permintaan di daerah tujuan pengiriman yang terus bergerak mengikut tren pemulihan ekonomi.

Sementara di kalangan industri pelayaran mengakui jika memang terjadi container shortage serta kesulitan ruang kapal keluar Makassar, yang diklaim sebagai imbas dari kondisi historikal jelang akhir tahun.

"Barang harusnya kami kirim ini kategori yang segera diterima ke daerah tujuan, tertahan dan tanpa ada kejelasan untuk ruang kapal termasuk perihal pengirimannya," kata pebisnis logistik, Hasyim Noor saat dikonfirmasi.

Ia menyatakan kelangkaan kontainer diiringi keterbatasan ruang kapal membuat sejumlah jadwal pengiriman barang dari Makassar ke beberapa destinasi yang ditanganinya tidak bisa dikirim dan tertahan.

Fenomena ini sudah terjadi beberapa hari terakhir, bahkan ada pemberitahuan kenaikan tarif freight atau uang tambang secara eksponensial. Kenaikan tarif freight, kata dia, secara periodik pada Oktober 2021 naik 15 persen hingga 20 persen.

Kendati demikian, itu bukan menjadi permasalahan pokok, tapi kelangkaan kontainer dan sulitnya ketersediaan ruang di kapal pengangkut, itu yang perlu diselesaikan segera.

"Hal ini tentu memiliki efek ganda terhadap perekonomian karena mengganggu rantai pasokan, roda perdagangan terhambat, memicu pergerakan harga, potensi inflasi hingga pemulihan ekonomi ditengah pandemi," ungkap pria disapa akrab IPho ini.

Pihaknya berharap, pemerintah segera melakukan langkah strategis agar proses pengiriman barang logistik dan lainnya ke daerah lain bisa kembali normal.

Saat ini, ekonomi di Sulsel pada kuartal kedua bergerak positif pada level 7,66 persen, setelah sebelumnya mengalami kontraksi akibat dampak pandemi COVID-19.

Baca juga: INSA keluhkan gangguan sistem bea cukai

Baca juga: INSA: Pelayaran nasional butuh dukungan agar bisa bertahan

Baca juga: Masuk Daftar Putih Tokyo MoU, INSA apresiasi kinerja pemerintah


 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021