sejumlah nama besar lahir dari pesantren
Jakarta (ANTARA) -
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan pondok pesantren menjadi benteng pertahanan bangsa Indonesia.
 
"Sejarah mencatat, pesantren adalah komunitas independen yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat," kata Gus Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
 
Gus Yahya menjelaskan lewat dunia pesantren, lalu muncullah para pemimpin informal dari kalangan santri seperti Ki Ageng Mangir, Ki Ageng Pamanahan, Ki Ageng Pengging, Ki Ageng Sela, Ki Ageng Suryomentaram, Ki Ageng Gribig dan lain sebagainya. Dari tangan mereka, kata Gus Yahya, lahirlah para santri yang menjadi bakal patriot bangsa dan negara.
 
"Sejumlah nama besar lahir dari pesantren," katanya yang menyebut diantaranya KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim, KH Wahab Hasbullah, KH Agus Salim, KH Ahmad Dahlan, dan Ki Bagus Hadikusumo.
 
"Mereka adalah kader-kader bangsa produk asli pesantren. Karena, sebelum praktek politik etis oleh Belanda, bangsa Indonesia hanya mengenal pesantren sebagai lembaga pendidikan," kata pengasuh ponpes Raudlatut Thalibin Rembang.

Baca juga: Ketua DPD nilai pesantren punya peran konkret bagi negara
 
Kata Gus Yahya, karena independen, sejumlah pesantren lewat para Kiai Ageng, lahirlah kesultanan-kesultanan di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam itu bekerja sama dengan pesantren. Banyak pangeran yang dikirim raja untuk menimba ilmu dari para ulama di pesantren.
 
Hal itu disampaikan Gus Yahya saat memberikan kuliah umum secara hybrid di Universitas Pertahanan (Unhan), Bogor, Jawa Barat. Kuliah umum itu diikuti oleh semua civitas akademika, mahasiswa S1, S2 dan S3 serta segenap staf pengajar.
 
Saat kuliah umum itu, Gus Yahya berbicara dengan tema, kontribusi perjuangan pahlawan santri ditinjau dari perspektif sosio-cultural dan kontekstualisasi semangat persatuan dan rela berkorban di era digital.

Pewarta: Fauzi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021