Magelang (ANTARA News) - Orang tua harus mewaspadai anak yang kecanduan Internet karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak.

"Bila anak sudah kecanduan internet maka orang tua harus hati-hati menyikapinya," kata Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimah (Salimah), Nani Handayani, di Magelang, Jawa Tengah, Minggu.

Ia mengatakan hal tersebut dalam tablig akbar memperingati Hari Jadi Kota Magelang ke-1.105 yang diselenggarakan PD Salimah Kota Magelang dengan tema "Menyelamatkan Keluarga dari Efek Negatif Dunia Maya".

Kecanduan Internet, kata Nani, antara lain bisa menyebabkan rasa malas bagi anak, kurang konsentrasi dalam belajar, dan tidak mau diajak berdialog.

Ia mengatakan, dari sebuah riset menyatakan anak-anak kencanduan internet mencapai 76 persen. Mereka minimal membuka internet selama dua hingga tiga jam perhari.

"Namun, banyak anak yang merasa tidak cukup membuka internet selama dua hingga tiga jam saja. Apalagi, warnet buka 24 jam sudah menjamur dimana-mana sehingga anak-anak lebih mudah mengakses internet," katanya.

Menurut dia, sudah saatnya bagi ibu rumah tangga untuk bisa membuka Internet. Hal ini dimaksudkan agar ibu atau orang tua bisa mengetahui aktivitas anak-anak saat berinternet.

"Mustahil kalau anak sekarang tidak bisa membuka Internet karena di sekolah juga diajarkan hal itu," katanya.

Ia mengatakan, sebagian besar anak memiliki akun facebook, twiter, dan sebagainya. Banyak hal yang bisa diperoleh dari fitur-fitur tersebut, antara lain berteman dengan siapa saja dan bacaan termasuk gambar porno.

"Sulit bagi orang tua untuk membendung anak membuka situs porno," katanya.

Ia mengatakan, di Indonesia terdapat lebih dari 20.000 situs porno yang mudah sekali diakses. Untuk memblokir situs-situs tersebut bukan hal mudah.

Nani mengatakan, tugas orang tua untuk membentengi anak sejak kecil dengan agama dan akhlak yang baik agar tidak terpengaruh dengan efek negatif internet.

"Ajarkan pada anak-anak untuk memiliki hobi, sehingga mereka tidak ketagihan Internet," katanya.

Selain itu, katanya, jangan memasang komputer di kamar pribadi masing-masing anak. "Lebih baik komputer diletakkan di ruang keluarga, sehingga apa yang dibuka oleh anak maka semua anggota keluarga akan mengetahui," katanya.

Menurut dia, orang tua dan anak-anak perlu membuat kesepakatan, berapa lama anak boleh membuka internet. "Kespakatan ini memang bukan hal mudah, namun harus dilakukan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011