Papua (ANTARA) - Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Ir. M Ridwan Effendi, MA.Sc mengatakan perguruan tinggi harus terus mengasah kemampuan mahasiswa dengan pengetahuan aplikatif dan praktis sehingga mereka siap ketika memasuki dunia digital di lapangan kerja.

"Sekarang ini memang banyak pengetahuan dasar dan aplikatif yang harus dikuasi oleh mahasiswa dia sebelum lulus. Kurikulum ITB sendiri, di perguruan-perguruan tinggi memang sudah disesuaikan dengan kemajuan digital ini," kata Ridwan saat ditemui di sela Huawei Media Camp 2021 di Raja Ampat, Papua, Jumat.

Baca juga: BRIN beri penghargaan Huawei di AIIS 2021 atas kontribusi di AI

Baca juga: Huawei dorong energi terbarukan di Indonesia dengan solusi TIK


Lektor Kepala, Kelompok Keahlian Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menjelaskan bahwa perguruan tinggi sejauh ini telah melakukan transformasi digital, selain materi-materi kuliah yang disesuaikan juga aplikasi-aplikasi yang praktis kerja sama dengan industri harus dibina sehingga mahasiswa punya bekal yang cukup memasuki dunia digital.

Menurut Ridwan, transformasi digital di perguruan tinggi Indonesia sebenarnya sudah dipercepat sejak 2019 dengan digulirkannya program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar oleh pemerintah, di mana mahasiswa sudah boleh memilih kurikulumnya serta bisa magang di industri untuk meningkatkan kemampuannya.

ITB, jelas Ridwan, sudah berkolaborasi dengan dunia industri, di antaranya dengan perusahaan teknologi Huawei. Huawei telah menyediakan laboratorium teknologi untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa mulai dari mendesain network skala kecil hingga besar serta pelatihan-pelatihan bersertifikat.

"Jadi ada sertified training untuk guru dan dosen juga sudah dijalankan," katanya.

Dan, dalam program kerja sama itu, Ridwan mengungkapkan setiap tahunnya ada sekitar 100 mahasiswa ITB yang terlibat dan juga beberapa dosen. Dengan sudah berjalannya program kolaborasi industri itu selama kurang lebih 10 tahun, total talenta digital yang sudah dicetak kurang lebih 1.000 orang.

Ridwan mengharapkan program kerja sama antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang siap digital.

Pertumbuhan ekonomi digital yang pesat yang sudah dimulai saat ini memang perlu diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang besar di sektor digital. Indonesia diperkirakan masih kekurangan 600 ribu SDM ekonomi digital per tahun, sehingga perlu terus ditingkatkan upaya-upaya mencetak talenta-talenta digital.

Sementara CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan bahwa sejak hadir di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu, Huawei terus memperkuat komitmennya untuk turut berkontribusi dalam kemajuan Indonesia.

Memahami transformasi digital di Indonesia yang makin terakselerasi, makin mendesaknya kebutuhan akan konektivitas jaringan broadband yang merata, meningkatnya adopsi teknologi terdepan seperti kecerdasan artifisial (AI), big data, cloud, serta telah dimulainya layanan komersial 5G telah mendorong Huawei untuk meningkatkan sinergi.

Huawei siap meningkatkan sinergi dengan para pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, industri, dunia pendidikan, komunitas, serta media dalam melakukan transfer pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan Indonesia.

"Kebijakan global yang juga menjadi salah satu prioritas kami untuk Indonesia adalah penyediaan technology for green planet, teknologi untuk bumi Indonesia yang hijau," kata Jacky.

Keseriuan Huawei dalam membantu seluruh sektor di Indonesia terkait isu perubahan iklim dan netral karbon pada 2060 antara lain diwujudkan dengan menghadirkan unit bisnis baru Huawei Digital Power.

"Kehadiran unit bisnis ini akan makin melengkapi solusi TIK yang kami hadirkan yang selaras dengan komitmen I DO untuk Indonesia,” jelas Jacky.

Baca juga: Huawei giatkan sinergi bantu Indonesia hadapi tantangan digital

Baca juga: Huawei Seeds for the Future usai, ragam solusi teknologi ditampilkan

Baca juga: Huawei gandeng ITB dalam program kemitraan Academy Support Center

Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021