Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan bahwa keselamatan warga adalah hukum tertinggi sehingga menjadi prioritas pemerintah saat mengatasi pandemi COVID-19 sesuai dengan konstitusi negara.

”Ketika itu pemerintah langsung mengeluarkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, red.) Nomor 1 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19 karena pandemi ini bisa mengancam negara dan keselamatan rakyat,” kata Jazilul Fawaid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Arah dari kebijakan tersebut memiliki keterkaitan dengan keuangan dan ekonomi negara. Selanjutnya, terkait ancaman pandemi COVID-19 terhadap kesehatan masyarakat, pemerintah telah mengeluarkan beragam kebijakan, seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), hingga program vaksinasi.

Baca juga: Gus Jazil: Tangkal paham radikalisme dengan penguatan nasionalisme

DPR RI dan berbagai elemen bangsa lainnya, tutur Gus Jazil sapaan akrab Jazilul, mengadakan berbagai kegiatan di luar tugas-tugas pokok untuk penanganan pandemi COVID-19.

”Kita memberikan perhatian kepada orang terdampak pandemi bahwa melawan COVID-19 butuh komitmen kuat. Dalam bahasa Agama Islam, namanya jihad. Karena pandemi ini sungguh luar biasa dampaknya jika waktu itu pemerintah dan kita semua salah mengambil kebijakan,” ucap dia.

Gus Jazil menegaskan pentingnya menjaga komitmen kebersamaan atau gotong royong antarmasyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19. Gotong royong yang dimaksud tidak hanya bermakna sempit, seperti saling berbagi atau kerja bakti, tetapi bagaimana semua elemen bangsa harus satu visi dan satu pikiran bahwa pandemi harus diselesaikan secara bersama-sama, tidak terkecuali siapa pun.

Baca juga: Anggota DPR minta Densus 88 bongkar seluruh jaringan kelompok teroris

Ia mengajak masyarakat untuk terus optimistis dan tetap bersyukur dalam menghadapi pandemi berkepanjangan ini. Ia mengajak masyarakat agar terus menaati imbauan pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

”Meskipun kita ini terdiri atas berbagai agama dan golongan, kita punya satu ikatan komitmen dalam bingkai gotong royong. Optimisme ini harus kita syukuri supaya ada dimensi pertambahan dan dimensi ketuhanan. Kita ingin ada keberkahan dari semua musibah yang kita alami. Sebab, jika kita pesimistis dan bersikap negatif, maka dampaknya akan negatif,” katanya.

Baca juga: Guz Jazil: Kekayaan alam dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat

Dirinya berharap masyarakat Indonesia akan terus berkomitmen bergotong royong dengan cara mensyukuri apa pun yang sudah dilakukan pemerintah dan semua aparat.

”Semuanya itu kita harus syukuri sebagai komitmen kita untuk terus membangun Indonesia,” kata inisiator Serikat Rakyat Gotong Royong (SRGR) ini.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021