Jakarta (ANTARA/JACX) - Di aplikasi WhatsApp, beredar pesan yang menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat menolak pemberian suntikan vaksin dosis ke-3 atau vaksin booster merek Pfizer kepada warga AS.

Pesan itu mempertanyakan alasan Indonesia akan ikut memberikan vaksin dosis ketiga kepada masyarakat dan menyatakan potensi infeksi pada hati terkait penggunaan vaksin Pfizer sebagai vaksin booster.

Berikut isi pesan berantai di WhatsApp itu:
Kenapa pemerintah NKRI mau memaksakan suntikan vaksin kepada anak-anak dibawah 12 tahun dan orang tua diatas 65 tahun….???

Bahkan pemerintah Indonesia juga akan memaksakan suntikan vaksin booster dosis ke #3 kepada publik…???

Sedangkan Food and Drug Administration (FDA) US sudah menolak suntikan Pfizer booster dosis ke #3 di MERIKA karena “terbukti” meningkatkan potensi dan mengakibatkan infeksi berat pada hati (severe heart infections), heart failure and deaths (kematian)…!!!


Namun, benarkah FDA menolak pemberian suntikan vaksin booster Pfizer untuk rakyat Amerika?
 
Pesan berantai hoaks yang menyatakan Amerika Serikat menolak vaksin 'booster' Pfizer karena menimbulkan infeksi hati. (WhatsApp)


Penjelasan:
FDA Amerika Serikat, mengacu berita ANTARA, secara resmi mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech sebagai vaksin dosis ketiga (booster) pada September 2021.

Pada peluncuran awal vaksinasi booster, individu berusia 65 tahun ke atas harus diprioritaskan, bersama dengan orang berusia 18-64 tahun yang berisiko tinggi menderita infeksi parah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kemudian mengeluarkan pedoman bahwa penerima vaksin Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson diizinkan untuk mendapatkan suntikan booster dari yang merek yang berlainan dengan vaksin awal yang diterima.

Sementara, American Liver Foundation bekerja sama dengan Global Hepatology Society menganjurkan agar semua pasien dengan penyakit hati menjalani vaksin.

Selain itu, tidak ada data yang menunjukan vaksin COVID-19 menyebabkan hal yang merugikan seperti penolakan organ tubuh atau autoimun.

Dari data tersebut, pasien yang memiliki penyakit hati sekalipun dianjurkan untuk mengikuti vaksinasi dan tidak ada data yang menunjukan vaksin Pfizer menyebabkan infeksi hati.

Narasi yang beredar di WhatsApp menyalahartikan kata "hearth" sebagai hati, yang semestinya adalah jantung. "Heart inflammation" yang disebut sebenarnya merupakan risiko inflamasi pada jantung.

Namun, risiko inflamasi jantung juga dibantah dalam sebuah studi yang diterbitkan pada Nature, Oktober 2021. Studi itu menyatakan risiko vaksin COVID-19 Pfizer terhadap peradangan jantung sangat rendah.

Dengan demikian suntikan vaksin dosis ketiga vaksin Pfizer menimbulkan infeksi hati adalah kabar bohong atau hoaks.

Klaim: Amerika Serikat tolak vaksin booster Pfizer karena timbulkan infeksi hati
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Istri CEO Pfizer meninggal karena vaksin COVID-19

Baca juga: Satgas: Sero survei antibodi penentu urgensi perluasan booster

Baca juga: Indonesia fokus pada dua suntikan sebagai dosis lengkap vaksin

Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2021