...hasil partisipasi masyarakat DIY yang menyadari tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi bayi dan anak balita. Masyarakat sadar bahwa imunisasi penting untuk mencegah penularan penyakit....
Yogyakarta (ANTARA News) - Cakupan imunisasi dasar lengkap bagi bayi dan anak usia di bawah lima tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 95 persen, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY itu, Daryanto.

"Cakupan imunisasi dasar lengkap yang cukup tinggi tersebut membuat angka kematian bayi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terendah se-Indonesia, yakni 17 per 1.000 kelahiran," katanya pada seminar 'Imunisasi Lumpuhkan Generasi? (Pro Kontra Imunisasi di Indonesia)", di Yogyakarta, Minggu.

Selain itu, menurut dia, angka kematian anak usia di bawah lima tahun (balita) di DIY juga cukup rendah, yakni 19 per 1.000 kelahiran.

"Hal ini mengindikasikan bayi dan anak balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya. Jadi, imunisasi itu penting bagi bayi dan balita," katanya.

Ia mengatakan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi antara lain polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,
campak, dan tuberkulosis.

"Bayi dan anak balita yang kelihatan sehat belum tentu kebal terhadap serangan penyakit berbahya tersebut. Oleh karena itu, mereka perlu memperoleh imunisasi dasar lengkap untuk mencegah tertular penyakit," katanya.

Ia mengatakan DIY melaksanakan program imunisasi sesuai dengan amanah undang-undang dan kebijakan negara. Hal itu membuat cakupan imunisasi dasar lengkap di DIY cukup tinggi dan terbaik di Indonesia.

"Hal ini merupakan hasil partisipasi masyarakat DIY yang menyadari tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi bayi dan anak balita. Masyarakat sadar bahwa imunisasi penting untuk mencegah penularan penyakit," kata Daryanto.

Indonesia saat ini memiliki industri pembuat vaksin. Perusahaan itu adalah PT Bio Farma (Persero) Bandung, satu BUMN, dengan 98,6 persen karyawannya adalah muslimin dan muslimah.

Proses penelitian dan pembuatan vaksin itu mendapatkan pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin di Badan Pengawas Obat dan Makanan dan WHO.

Vaksin tersebut telah diekspor ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, seperti Iran dan Mesir.

(B015/H010)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012