fanatisme berlebihan dari masyarakat terhadap klub sepak bola harus dihentikan
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memberikan santunan kepada keluarga korban kerusuhan pertandingan sepakbola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Sabtu.

"PBNU akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal senilai Rp5 juta per orang yang akan disalurkan melalui pengurus PCNU kota dan kabupaten Malang," ujar Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.

Fahrur mengatakan bantuan santunan tersebut merupakan partisipasi dari pengusaha sekaligus salah satu Ketua PBNU Jusuf Hamka (Babah Alun). Bantuan awal secara simbolis akan diserahkan oleh Ketua Umum PBNU pada 5 Oktober di Malang.

"Santunan dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat di tengah situasi ekonomi yg cukup sulit," kata dia.

Menurut dia, tragedi Kanjuruhan sangat menyedihkan. Ia mendorong agar dilakukan evaluasi menyeluruh siapa yang harus bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Baca juga: PBNU serukan Salat Gaib dan akan beri santunan suporter Arema
Baca juga: Polri akan dalami penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan

Pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini sepakat dengan dihentikannya pertandingan Liga 1 agar dapat difokuskan investigasi dan pemeriksaan untuk mengetahui apa penyebab dan kronologi sebenarnya.

"Pihak yang bersalah harus ditindak dan dihukum," kata dia.

Di sisi lain, Pengasuh Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur itu, mengajak semua pihak untuk muhasabah mengapa pertandingan sepakbola yang seharusnya menyenangkan justru menjadi mengerikan

Ia mengatakan, masyarakat pencinta sepak bola juga perlu berfikir lebih rasional. "Fanatisme berlebihan dari masyarakat terhadap klub sepak bola harus dihentikan. Apakah masih perlu sampai mengorbankan nyawa?" kata dia.

Baca juga: Dua warga Jember jadi korban tragedi Kanjuruhan Malang
Baca juga: LPSK turunkan tim identifikasi tragedi Stadion Kanjuruhan

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan duka mendalam atas tragedi pilu yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang dan mendorong semua pihak yang terlibat menginvestigasi kasus tersebut secara objektif.

"Kami menyesalkan peristiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga," ujar Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Baca juga: Muhammadiyah dorong investigasi secara objektif tragedi Kanjuruhan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022