ini menjadi catatan hitam bagi dunia persepakbolaan Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, yang menewaskan 125 orang pascapertandingan Arema FC melawan Persebaya, Sabtu.

"Saya menyampaikan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan, Malang. Doa saya bagi semua keluarga yang kehilangan ayah, ibu, anak, atau saudara dalam tragedi ini," ujar Ketua Umum PGI Gomar Gultom saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.

Ia menyayangkan pertandingan sepakbola yang sejatinya menjunjung tinggi kemanusiaan, kerja sama, dan sportifitas harus berakhir tragis.

Sekaitan dengan hal tersebut, ia meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo agar mengusut tuntas sistem pengamanan dan penanganan kerusuhan pasca pertandingan yang menelan korban hingga 125 orang meninggal dunia.

"Saatnya juga Polri mengevaluasi kembali prosedur standar yang selama ini dipakai dalam pengendalian massa," kata dia.

Baca juga: Anies sampaikan belasungkawa atas tragedi di Kanjuruhan
Baca juga: PBNU akan beri santunan bagi keluarga korban kerusuhan di Kanjuruhan

Di sisi lain, ia juga mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam dunia persepakbolaan Indonesia untuk mendidik para suporter agar menyikapi setiap pertandingan sebagai ajang pendidikan, sportifitas dan kerja sama sekaligus sebagai hiburan.

"Yang harus diakhiri dengan kesukacitaan, apapun hasil pertandingan. Setiap kekalahan tim favorit harus diterima dengan lapang dada seraya menghargai dan memuji kemenangan tim lainnya yang menang," kata dia.

"Ini menjadi catatan hitam bagi dunia persepakbolaan Indonesia yang harus diusut tuntas dan tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Tak satu pun nyawa layak hilang untuk sebuah pertandingan sepak bola," ujar dia menambahkan.

Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah adanya kericuhan usai pertandingan antara Arena FC menghadapi Persebaya Surabaya ketika ribuan suporter memaksa masuk lapangan.

Akibatnya, pihak kepolisian bereaksi dengan melepaskan tembakan gas air mata dan suasana menjadi tak beraturan.

Berdasarkan data Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk sementara tercatat 125 korban jiwa pada tragedi ini.

Baca juga: PBNU serukan salat gaib dan akan beri santunan suporter Arema

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022