Dalam program itu warga yang kaya membantu yang miskin, yang muda membantu yang tua, dan yang sehat membantu yang sakit,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan sistem untuk mewujudkan solidaritas sosial, karena program dijalankan dengan metode subsidi silang, kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

"Dalam program itu warga yang kaya membantu yang miskin, yang muda membantu yang tua, dan yang sehat membantu yang sakit," katanya usai seminar `Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Jamkesnas`, di Yogyakarta, Jumat.

Oleh karena itu, menurut dia, setiap warga Indonesia berkewajiban membayar iuran bermodel premi, kecuali bagi warga yang tidak mampu membayar atau miskin bisa masuk menjadi penerima bantuan iuran (PBI) yang akan dibayar oleh pemerintah.

"Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memiliki fungsi mengelola iuran yang didapat dari masyarakat agar penggunaannya bisa efektif dan efisien. Dengan jaminan kesehatan tersebut seluruh masyarakat Indonesia akan terjamin," katanya.

Ia mengatakan dari iuran yang telah terkumpul tidak hanya digunakan untuk biaya pengobatan, tetapi juga untuk melengkapi infrastruktur kesehatan di Indonesia.

"Terjaminnya kesehatan masyarakat ini diharapkan mampu turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah telah menyiapkan dana awal sekitar Rp25 triliun," katanya.

Meskipun Jamkesnas akan menjamin kesehatan masyarakat, kata dia, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tetap memiliki kewajiban menganggarkan biaya kesehatan untuk program yang lebih penting yakni menjaga agar masyarakat tidak jatuh sakit dan selalu sehat.

"Untuk mewujudkannya tentu membutuhkan biaya tersendiri dan upaya yang cukup substansial. Iuran yang akan dibayar warga nanti rencananya sebesar Rp22.200 per orang per bulan tetapi angka itu belum ditetapkan karena masih akan dikaji berapa besaran yang ideal," katanya.

(B015*H010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012