Sudah menjadi tugas kami untuk selalu mengimbau masyarakat agar lebih selektif memilih wahana untuk berinvestasi mengingat banyak terjadi praktik penipuan,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat calon investor di Yogyakarta harus lebih selektif dan waspada terhadap penipuan berkedok investasi, kata Ketua Pusat Informasi Pasar Modal Yogyakarta Irfan Noor Riza.

"Sudah menjadi tugas kami untuk selalu mengimbau masyarakat agar lebih selektif memilih wahana untuk berinvestasi mengingat banyak terjadi praktik penipuan," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Sesuai dengan laporan beberapa ombudsman swasta di Yogyakarta, kata dia, kebanyakan motif penipuan tersebut dilakukan dengan menjanjikan keuntungan di luar kewajaran dan cepat.

"Kadang-kadang masyarakat yang baru pemula dalam berinvestasi dapat terbuai dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan diluar kewajaran dengan janji tempo yang cepat," katanya.

Selain itu, kata dia, pelaku penipuan juga seringkali dapat diketahui dengan ketidak jelasan struktur organisasi.

Untuk menghindari penipuan itu, kata dia, calon investor pertama-tama harus memahami cara berinvestasi secara komprehensif serta mengetahui cara untuk menghindari resiko dalam berinvestasi.

Menyikapi hal itu, dia mengatakan, akan terus meningkatkan sosialisasi cara berinvestasi yang benar serta mendorong calon investor untuk berkonsultasi dengan Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Yogyakarta.

"Kami selalu mempersilakan masyarakat untuk berkonsultasi mengenai cara berinvestasi dengan benar,"katanya.

Semakin banyaknya penipuan berkedok wahana investasi, kata dia, juga dipicu dari semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Yogyakarta untuk berinvestasi.

Irfan mengatakan jumlah pelaku investasi di Yogyakarta meningkat dari 2011 sebanyak 3.810 investor menjadi 4.738 investor pada 2012.

"Masyarakat yang dulunya hanya gemar menabung uang, saat ini sudah mengerti bahwa mereka dapat meningkatkan harta atau uangnya dengan berinvestasi,"katanya.

Sementara itu, kata dia, sebanyak 1.421 investor atau 30 persen dari jumlah investor selama 2012 di Yogyakarta justru berasal dari kalangan mahasiswa.

Sesuai dengan laporan perusahaan sekuritas yang ada di Yogyakarta, kata dia, besaran transaksi saham juga mengalami peningkatan dari rata-rata Rp150 miliar hingga Rp180 miliar per bulan pada 2011 menjadi Rp200 hingga 235 miliar per bulan pada 2012.

Irfan memperediksikan jumlah investor Pasar Modal akan terus naik pada 2013 dengan jumlah minimal 500 hingga 1.000 investor pada awal tahun.

Menurut dia, peningkatan jumlah investasi pada 2013 akan semakin terdorong dengan pemberlakuan kenaikan upah minimum Provinsi (UMP) di Yogyakarta.

"Jumlah investor lokal akan semakin naik terdorong dari peningkatan UMP pada tahun ini. UMP naik maka pendapatan mereka naik," katanya.

(KR-LQH/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013