Moskow (ANTARA News) - Ayah dari kakak-beradik yang dituduh melakukan pemboman pada Marathon Boston dirawat di rumah sakit sehingga ia batal pergi ke Amereka Serikat.

Anzor Tsarnaev mengatakan kepada Kantor Berita Ria Novosti, ia telah meninggalkan Makhachkala, ibu kota republik Dagestan, Rusia, menuju Moskow untuk naik pesawat tujuan AS

Namun, dia kemudian harus dirawat di rumah sakit karena tekanan darahnya naik mendadak.

"Saya berada di rumah sakit namun tidak di Moskow," kata Tsarnaev, yang menolak menyebutkan tempat dia dirawat."Karena sakit, saya memutuskan menunda kepergian saya ke AS," tambahnya.

Tsarnaev mengatakan pada jumpa pers, Kamis, dengan mengatakan ia ingin pergi ke AS "untuk menjernihkan segalanya" .

Satu anak laki-lakinya tewas dan yang satu lainnya cedera dan ditangkap setelah pemboman pada Marathon Boston yang menewaskan tiga orang dan mencederai 264.

"Saya ingin melihat putra bungsu saya dan mengubur kakaknya," kata Tsarnaev.

Ibu mereka, Zubeidat, mengatakan, aparat keamanan AS tidak seharusnya membunuh putra sulungnya, dan dengan menangis ia menyatakan menyesal keluarganya telah pindah ke AS.

Tamerlan Tsarnaev tewas ditembak polisi empat hari setelah pemboman Boston pada 15 April yang menewaskan tiga orang dan mencederai 264.

Dzhokhar Tsarnaev cedera parah dalam perburuan untuk menangkapnya dan kini dirawat di rumah sakit di Boston.

Kakak-beradik etnik Chechnya itu juga dikabarkan berencana menyerang Times Square.

"Penyerang yang selamat (Dzhokhar) mengungkapkan (kepada FBI) bahwa New York City merupakan sasaran mendatang dalam daftar serangan mereka," kata Wali Kota New York Michael Bloomberg, Kamis (25/4).

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013