Jakarta (ANTARA News) - Partai Hanura menutup masa kampanye pemilu legilatif dengan menggelar "Gebyar Hanura Merakyat" di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu, yang melibatkan simpatisan dan kadernya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Selain kader dan simpatisan dari partai dengan nomor 10 itu, "Gebyar Hanura Merakyat" juga melibatkan sekitar 500 pedagang warteg. Para pedagang berbagai makanan ini tertata rapi disekeliling stadion terbesar di Indonesia itu.

Dilibatkanya pedagang warteg ini pada kampanye terakhir menjelang pencoblosan 9 April merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Partai Hanura untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui program UMKM.

"Kita harus berubah agar mampu menjadi negara maju. Dan saat ini adalah waktunya," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo.

Jika Hary Tanoesoedibjo menekankan pada perkembangan ekonomi untuk menuju negara maju, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto berharap ada gerakan moral untuk kembali menempatkan hati nurani yang bersih.

"Ini (GBK) tempat sangat penting dan bersejarah. Saat ini adalah momen kebangkitan Partai Hanura. Partai yang mencetak pemimpin besar dan berkarya besar," kata Wiranto dalam orasinya.

Di sela orasinya, Wiranto meminta caleg baik DPRD maupun DPR RI menjawab empat pertanyaan yaitu apakah siap mengabdi pada masyarakat, tidak berkianat pada rakyat, apa siap mengorbankan waktu dan pikiran serta tidak korupsi.

Semua pertanyaan Ketua Umum Partai Hanura itu dijawab dengan siap oleh puluhan caleg yang hadir dalam kampanye terbuka partai dengan nomor urut 10 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.

Kampanye terakhir Partai Hanura ini terlihat begitu istimewa karena ditandai dengan doa bersama oleh lima pemuka agama. Selain itu pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo juga menaiki becak keliling stadion serta pengibaran bendera raksasa Partai Hanura ditengah lapangan GBK.

Sebelum mengakhiri kampanye di Jakarta, pasangan calon presiden dari Partai Hanura Wiranto dan calon wakil presiden Hary Tanoesoedibjo atau lebih dikenal dengan WIN-HT terus melakukan sosialisasi ke seluruh Indonesia.

Bahkan Hary Tanoesoedibjo (HT) melakukan "blusukan" ke kampung halaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan Jawa Timur yang merupakan salah satu daerah basis partai penguasa yaitu Partai Demokrat.

Di kampung Presiden SBY itu HT bahkan mengaku optimistis mampu mematahkan dominasi Partai Demokrat. Pihaknya menilai masyarakat Pacitan juga menginginkan perubahan seperti masyarakat lain di Indonesia. (*)

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014