Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia Zulkifli Zaini mengatakan prihatin dengan kurangnya kepahaman atau literasi masyarakat terhadap sektor keuangan di Indonesia yang angkanya masih rendah.

"Masalah yang mengemuka di Indonesia adalah kesenjangan di sektor keuangan, itu tidak hanya terkait keterjangkauan (inklusi) saja namun juga literasi," kata Zulkifli dalam seminar bertajuk "E-monet sebagai Sarana untuk Mengembangkan Literasi Keuangan" di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan dalam sebuah survei disebutkan bahwa 50 persen penduduk Indonesia belum terjangkau sektor keuangan. Namun, menurut dia, baru 21,84 persen masyarakat Indonesia yang benar paham terhadap sektor keuangan.

"Survei itu menegaskan hanya sedikit orang yang punya pengetahuan dan pemahaman terhadap lembaga dan jasa keuangan," ujarnya.

Zulkifli mengatakan masih rendahnya literasi keuangan itu menyebabkan beberapa forum ekonomi dunia dan kawasan seperti G20 serta APEC menempatkan inklusi dan literasi keuangan sebagai prioritas.

Di Indonesia menurut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dan seluruh industri keuangan telah meluncurkan strategi nasional literasi keuangan.

"Langkah itu untuk memperluas akses informasi dan kepemilikan serta kepemahaman masa yang ditawarkan lembaga."

Zulkifli menilai ada tiga pilar yang digunakan sebagai solusi untuk memperluas akses masyarakat terhadap lembaga keuangan.

Pertama, diperlukan edukasi dan kampanye literasi; kedua , penguatan inffastruktur literasi nasional bentuk infrastruktur basional. Ketiga, pengembangan produk jasa keuangan, paparnya.

Zulkifl mengatakan, tiga hal itu dapat digunakan untuk menambah kepemahaman literasi, sehingga masyarakat dapat bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.

Direktur Literasi dan Edukasi OJK Agus Sugiarto mengatakan program strategi literasi keuangan nasional sudah diputuskan pemerintah dalam tahun jamak. Menurut dia, strategi itu harus dijalankan secara serius dan bertahap dalam beberapa tahun ke depan.

"Literasi keuangan sebagai strategi keuangan nasional sudah diluncurkan, sehingga kita punya petunjuk dalam literasi," ucapnya.

Menurut dia, program literasi keuangan itu pada prinsipnya harus inklusif, dan saat ini akan dirancang dengan 60 program edukasi di 60 kota.

(I028/C004)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014