Selama 24 jam terakhir tercatat gempa tremor memiliki amplitudo maksimum antara 0,5 milimeter hingga 4 milimeter dan masih fluktuatif, kadang naik, kadang turun,"
Banyuwangi (ANTARA News) - Gempa tremor di Gunung Ijen di Banyuwangi, Jatim, yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut (mdpl) masih fluktuatif selama beberapa hari terakhir.

"Selama 24 jam terakhir tercatat gempa tremor memiliki amplitudo maksimum antara 0,5 milimeter hingga 4 milimeter dan masih fluktuatif, kadang naik, kadang turun," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Bambang Heri Purwanto, Kamis.

Menurut dia, gempa tremor sempat mengalami peningkatan sejak awal Mei 2014 dengan amplitudo 0,5 milimeter hingga 8 milimeter, kemudian turun antara 0,5 milimeter hingga 2 milimeter, dan naik lagi antara 0,5 milimeter hingga 4 milimeter.

"Pantauan secara visual dari CCTV terlihat air danau berwarna hijau dengan bualan (gelembung) air kawah yang lebih kecil dibandingkan beberapa hari lalu, namun kami terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi itu," tuturnya.

Ia menjelaskan pengamatan melalui seismograf maupun visual dari CCTV yang terekam di PPGA Ijen yang berada di Desa Taman Sari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, selalu disampaikan kepada pihak Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jatim selaku pengelola taman wisata alam (TWA) Kawah Ijen dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Gunung Ijen statusnya masih Waspada (Level II), sehingga wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 1 kilometer dari puncak," katanya.

Sementara Staf Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jawa Timur di Kabupaten Jember, Dheny Margiono, mengaku pihaknya selalu mendapat laporan perkembangan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 2.368 mdpl itu.

"Aktivitas Ijen mulai meningkat sejak awal Mei 2014 yang ditandai dengan meningkatnya gempa tremor, suhu air kawah dari 30 derajat celcius menjadi 45 derajat celcius, dan munculnya bualan yang dapat mengandung gas beracun," paparnya.

Untuk itu, kata dia, pendakian pada malam hari di kawah Gunung Ijen ditutup sementara sejak Selasa (6/5) hingga kini karena ada peningkatan aktivitas gunung yang memiliki kawah eksotik tersebut.

"BKSDA tetap memperbolehkan para pendaki untuk melakukan pendakian pada pagi dan siang hari dengan radius aman 1 kilometer dari puncak sesuai dengan rekomendasi PVMBG atas status Gunung Ijen pada Level II (Waspada)," ujarnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014