Makassar (ANTARA News) - Pengembangan pisang lokal di Provinsi Sulawesi Selatan masih terkendala pada belum adanya pasar ekspor yang dapat menyerap hasil produksi petani.

"Kami telah mengembangkan beberapa varietas pisang lokal, misalnya Pisang Sayang, tapi memang sampai saat ini kendalanya masih pada pasar," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulsel Lutfi Halide di Makassar, Sabtu.

Ia mengatakan selama ini upaya pengembangan komoditi pisang lokal telah dilakukan di beberapa kabupaten, diantaranya di Kabupaten Luwu Utara.

"Di Luwu Utara kami kembangkan, tetapi sifatnya masih skala kecil pada spot tertentu," ujarnya.

Untuk memproduksi pisang yang bebas dari penyakit, katanya, Balai Benih Tanaman Holtikultura mampu memproduksi bibit pisang bebas penyakit secara kultur jaringan.

"Secara teknis budidaya kita tidak ada masalah untuk pisang, tetapi sekali lagi kita belum punya pasar ekspor yang dapat menyerap hasil produksi petani," katanya.

"Konsumen umumnya menginginkan kondisi pisang dengan kulit luar yang mulus tanpa cacat, ini yang kurang diperhatikan petani saat panen dan pasca panen," ujarnya.

Permintaan konsumen untuk ekspor masih didominasi oleh jenis pisang Cavendish.

Jenis pisang inilah yang rencananya akan dikembangkan oleh investor Malaysia AgroFresh Holding Berhad (AFHB) di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulsel.  

Pewarta: Nurhaya J. Panga
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014